Friday, February 17, 2012

CANDI PAWON, JEJAK SEJARAH YANG TERPINGGIRKAN


Tugas di kota sendiri, memang menyenangkan, apalagi ada seseorang yang menyertainya. Hujan panas tak begitu di rasa, walau stamina menjadi agak turun juga karenanya.

Seharian puter puter kota, ingin juga rasanya pergi kea rah pinggiran kota, dimana sawah membentang luas, pohon pohon perkebunan rakyat yang rindang, batang hulu sungai elo yang menggelegak karena hujan yang tak kunjung henti. Serasa hilang penat, diganti dengan sejuknya hawa pegunungan desa. Sejuk, teduh.

Tak terasa perjalanan  mengarah ke sebuah candi yang megah. Sebuah mahakarya sejarah, yang rasanya tak mungkin bias ditandingi pada masa kini, dan mungkin entah di masa depan. Sebuah tonggak sejarah akan sebuah peradaban yang agung, dari nenek moyang kita, yang pada masa sekarang orang memandangnya kuno, apalagi teknologi tinggi. Rasanya tak mungkin terjadi pada kala itu. Candi Borobudur.

Namun ketertarikan kami bukan pada Candi Borobudur. Sekilas pikiranku mencari dan mengingat ingat, waktu pelajaran sekolah dasar dulu, berpuluh tahun yang lalu, rasanya di sekitar Candu Borobudur, ada pula sebuah candi yang tak begitu terkenal, disamping Candi Mendut. Yah, Candi Pawon.

Seperti saling berjanji, kami sepakat untuk ke Candi Pawon. Relative tidak mudah menemukan candi ini, karena letaknya yang ada di perkampungan warga, lagi pula tak ada tanda atau penunjuk jalan yang memudahakn wisatawan menuju candi itu. Mungkin candi ini dipandang tak begitu menarik, atau hanya sebuah candi yang dibuat sebagai pelengkap dari Candi Borobudur yang megah. Beberapa kali kami meminta petunjuk pada warga sekitar, dan setelah beberapa kali bertanya, tibalah kami di Candi Pawon, walau hari telah menjelang gelap, dengan hujan rintik yang seolah masih ingin menyertai kami berdua.

Namun dari penduduk sekitar yang sempat kami ajak ngobrol, ternyata Candi ini juga punya peran yang tak kalah pentingnya dengan candi candi besar yang lain. Candi ini merupakan candi Budha, yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk menyimpan sejanta Raja Indra (Dewa Indera), yaitu Vajranala. Dalam bahasa sanksekerta, “vajhra” artinya halilintar, sedangkan “anala” adalah api. Dan menurut mitos India, Dewa Indera mempunyai senjata yang bernama Vajranala, dan senjata itulah yang di simpan di Candi Pawon ini. Bayangkan,  betapa menggelegar bila senjata itu bias lepas dari tempat penyimpamannya. Mungkin Candi Borobudurpun akan runtuh.

Lokasi Candi ini memang cukup sulit untuk diketahui karena tidak begitu terkenal.  Namun mungkin kita boleh berpikir tentang pentingya candi ini pula. Disamping sebagai tempat penyimpanan senata Dewa Indera, letak dari candi ini pun cukup spesifik bila dihubungkan dengan dua candi di sekitarnya, yaitu Borobudur dan Mendut, dimana bila ditarik garis lurus di antara kedua candi tersebut, Candi Pawon berada tepat di tengahnya, pun demikian dang relief yang terukir di dinding candi, diantara ketiganya, seolah ada kemiripan.

Perlu penelitian lebih lanjut untuk dapat menghubungkan antara ketiga candi ini, yang masing masing berjarak tak lebih dari 3 kilometer. Adalah sangat mungkin bahawa masing masing candi saling bertautan, dan memepunyai keistimewaan yang saling melengkapi. Namun dilihat dari wujudnya, Candi Pawon seolah terpinggirkan. Bahkan papan penunjuk jalan pun, kami susah sekali menemukannya.

Hari makin gelap, mendung kian menggantung, dan kami pun pulang.























No comments:

Post a Comment