Friday, February 17, 2012

FPI, BAK DUA MATA PISAU


Ormas, organisasi massa. Sebuah kekuatan yang luar biasa. Di negara manapa ndi belahan dunia ini, peran serta ormas dalam menentukan arah sebuah negara, tak dapat di anggap remeh. Ormas, mempunyai posisi yang sangat startegis, bisa bergerak dan beraktivitas sesuai dengan kehendakanya masing masing. Karena begitu besarnya manfaat, demikian juga sebaliknya, maka organisasi ini perlu di atur oleh pemerintah, dengan kata lain, pemerintah harus mengawasi dengan ketat aktivitas setiap ormas yang ada di negara ini.
Ibarat dua mata pisau, keberadaan ormas ini. Dengan massa yang sangat besar, apabila ditangani dan dan berdiri dengan tujuan baik, niscaya akan baik pula keadaan atau yang bersinggungan dengannya, pun demikian sebaliknya.

Sejarah mencatat, negara bisa tumbuh berkembang dalam karakter tertentu, a taupun jadi hancur lebur dan memunculkan kudeta, tak lepas dari peran serta ormas ormas yang hidup dan aktiv didalamnya. Tercatat, sekitar 65.577 ormas yang ada di Indonesia, dan terdaftar di Kemendagri, dan seharusnya, setiap keberadaan ormas, baik dalam sekala nasional maupun regional, adalah tanggung jawab pemerintah dalam hal pembinaan, sanksi dan pembekuan.

Namun kenyataan yang ada, kita bisa lihat bahwa keberadaan ormas ini, seperti anak tanpa bapak, dimana segala aktivitasnya, jarang sekali ada pembinaan yang serius, sehingga aktivitas yang dilakukan, bisa menunjang pembangungan maupun kemajuan daerah masing masing, bahkan hingga ke skala nasional.

Yang baru menjadi focus kali ini kebetulan adalah FPI, walaupun masih banyak ormas ormas lain yang tak kalah dengan FPI. Namun dari track record dan hystorical gerakan, rasanya FPI masih yang paling besar. Dan apabila pemerintah melakuakan pembinaan yang ketat terhadap ormas, rasanya apa yang terjadi pada FPI tak perlu hingga ada pembekuan dan sebagainya. Memang sangat sulit dan dilematis bila ormas tertentu, telah bersenggama dan menyatu sebagai alat kekuasaan suatau rezim penguasa.

Namun tak terlepas dari peran pemerintah, rasanya kita perlu pertanyakan lagi tentang kebveradaan FPI ini,pada awalnya didirikian untuk apa,aktivitas apa saja yang ingin dilakukan, visi dan misi nya seperti apa, dan control terhadap anggotanya seperti apa. Karena pada kejadian di lapangan, aktivitas FPI ini kladang  menyimpang dari aturan hukum, bahkan melawan hukum, namun dari pihak aparat nampaknya terjadi pembiaran.

Pernah suatu saat saya kedatangan teman dari luar kota, kebetulan beliau non muslim. Karena bliau di kota saya hanya satu malam saja, bliau minta di antar jalan jalan dan sekedar beli oleh oleh buat keluarganya. Waktu itu bulan ramadhan. Waktu kami sedang di jalan, sebuah kawasan di kota, tiba tiba dari arah belakang telah muncul rombongan dengan berteriak menyebut nama Tuhan, dan dengan beringas memukul mukul mobil dan motor yang di parkir di jalanan, dengan alat pukul yang telah mereka bawa, hingga beberapa kaca kendaraan pecah berantakan, dan mereka terus berjalan sambil berteriak teriak menyebut nama Tuhan sambil mengacung-acungkan alat pemukulnya.

Mungkin dari hal hal seperti ini, namun terjadi di hampir setiap daerah, dan tak ada sanksi yang berlaku bagi mereka, maka wajarlah bila masyarkat berteriak untk membubarkan ormas tersebut . Sebenarnya, suara siapa yang mereka teriakkan? Rakyatkah? Pemerintahkah? Agamakah? Nafsukah? Arogansikah? Kekuatankah?

Bagaimanapun, ormas adalah asset yang cukup besar bagi sebuah bangsa. Namun karena begitu besar, seperti yang tertulis diatas, ibarat dua buah mata pisau. Dan sebenarnya siapakah yang bisa mengendalikan dua mata pisau itu? Ya penguasa, yang legitimate tentunya, dengan control dan pembinaan yang ketat, demi kemajuah rakyat dan negara, bukan suku,agama bahkan golongan teretntu.

Semoga semua pihak bisa berpikir dengan jernih, toh semuanya sepakat bahwa KITA CINTA NEGARA INI.

No comments:

Post a Comment