Friday, February 10, 2012

KB GAGAL, KUATKAH NEGARA INI???


Sebuah isu yang sama sekali tak menarik, tak popular, tinggalan jaman orde baru, dan lain sebagainya. Namun bila kita berpikir jauh ke depan, rupanya hal seperti ini harus dipikirkan sejak sekarang.

Program yang dicanangkan oleh rezim orde baru ini, sebenarnya telah dipikirkan masak masak dan untuk membangun masa depan yang lebih baik,  hal ini karena jumlah penduduk Indonesia yang telah relative sangat besar, hingga laju pertumbuhannya perlu di control dengan cermat. Bahkan beberapa negara telah mengadopsi program ini, sebagai solusi untuk mengatasi masalah kependudukan negaranya.

Masalah kependudukan, adalah masalah yang sangat krusial, karena kependudukan ini akan saling bertautan dengan banyak sekali kepentingan untuk pemenuhan kesejahteraan. Masalah kependudukan adalah hal yang sangat besar, sama besar dengan arti pentingya rakyat bagi Negara. Bukankan syarat terbentuknya Negara adalah salah satunya adalah adanya rakyat? Duz, bila rakyat.penduduk tidak sejahtera, tak kan lama lagi, sebuah Negara akan terjadi revolusi dan tindakan tindakan anarkhis lainnya. Bahkan sebuah peradaban bisa berubah karena manusia.

Banyak sekali hal yang akan mengalami gejolak bila masalah kependudukan ini di abaikan. Dari masalah kesehatan, pendidikan dan masalah masalah social lainnya, teruatama masalah pangan, papan, sandang, yang semua itu adalah barometer dari kesejahteraan. Bukankah semakin berat beban Negara? Sekarang saja hutang negara semakin menumpuk. Kuatkah negara ini mensejahterakan rakyatnya?

Ada beberapa hal yang menyebabkan Program KB di negara ini gagal. Beberapa media menyebutkan bahwa Program KB gagal karena dukungan infrastuktur yang kurang memadai, sehingga pengetahuan masyarakat tentang hal hal kependudukan, maupun medis, kurang memadai.

Perlu dicermati pula bahwa Program  KB gagal karena istri atau kaum ibu menolak untuk mengikuti program kb, karena dilarang suami. Bahkan ada beberapa paham yang mengharamkan Program KB ini, dengan alasan manusia tidak boleh menolak apa yang diberikan oleh Tuhan, seperti yang terjadi di Srilangka.

Padahal dengan mengikuti Program KB yang benar, akan berdampak positif bagi ibu, anak, keluarga, ekonomi, yang pada ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat. Di Indoensia hal seperti itupun terjadi, bahkan untuk golongan golongan tertentu, mereka mempunyai cukup banyak anak dan jarak kelahiran antar anak sama sekali tak diatur. Hal ini karena paham yang mereka anut, bahwa KB adalah Haram. Entah memakai  dasar hukum mana paham ini berasal.

Rupanya upaya pemerintah dan para pemerhati serta organisasi kependudukan harus bekerja lebih keras lagi. 

No comments:

Post a Comment