Wednesday, February 29, 2012

MERAPI ANAK NAKAL, SO.....


Merapi dan sekitarnya, nampaknya seperti sebuah ensiklopedi, gudang ilmu kemasyarakatan yang tak kan pernah lekang oleh waktu. Disana terdapat banyak sekali kisah legenda yang hidup hingga sekarang, dan layak untuk dipertahankan dan dipelihara, demi kelestarian alam dan kearifan lokal yang tetap terpelihara dan menjadi pedoman bagi perikehiduan.

Kisah legenda yang masih cukup kental itu hidup di daerah kaki Gunung Merapi, baik yang diwilayah Sleman, Klaten, Boyolali, maupun Magelang. Seprti yang terjadi di wilayah Boyolali paling barat. Di sebuah dusun kecil, yang masih cukup rapat pepohonan dan tanaman tanaman keras lainnya, masyarakat sekitar masih sangat percaya akan kisah kisah itu, dan mereka yakin akan dapat terlindungi oleh amukan dari Merapi.

Mereka mengisahkan apabila terjadi erupsi, walaupun tetap waspada, namun mereka yakin bahwa aka nada kekeuatan lain yang tak kalah besarnya dengan kekuatan Merapi yang dapat melindugi mereka. Sebuah gumpalan awan panas yang datangpun, bila telah sampai ke dusun mereka, dalam waktu tertentu mereka mendengar bunyi letusan yang tak begitu keras, namun cukup terdengar oleh seluruh warga. Letusan itu hamper mirip dengan suara cemeti yang di lecutkan sebanyak tiga kali.

Dari mana asal suara letusan itu? Suara itu membahana di angkasa, dan sejenak kemudian gumpalan awan panas di angkasa itupun pecah, terbelah, hingga tak sampai turun ke dusun mereka. Apa yang terjadi, hingga begitu hebatnya sebuah letusan dapat menyibakkan awan panas Merapi?
“Kui Biyunge mbenakake setagen Le…..” kata orang tua itu.
“Itu Bibinya mbenerin tali pinggangya Nak…”.

Biyunge disini yang dimaksud adalah Gunung Bibi, yang berada di sebelah tenggara dari Gunung Merapi. Sebuah gunung kecil, yang konon katanya adalah penghasuhnya Merapi. Bisa dipersonifikasikan bahwa Merapi adalah seorang anak yang nakal, sehingga perlu pengasuh yang handal.

Hal ini juga dapat dibuktikan dari pengalaman beberapa pendaki gunung,apabila mereka tersesat atau hilang di wilayah Merapi sebagai anak yang nakal, mereka sering kali ditemukan di Gunung Bibi. Konon pula, penunggu Gunung Merapi kalah “awu”, kalah tua ataupun masih kalah ilmu di banding dengan penunggu Gunung Bibi.

So, berwisatalah ke desa desa, disana masih cukup banyak kisah legenda yang dapat memuat kita berkaca dan intropeksi, dan betapa alam kian hari kian merana……

No comments:

Post a Comment