Thursday, February 16, 2012

MUJIANTO, "CUMA NGERJAIN KOK......"


Indonesia hehoh, lagi. Belum juga kasus Xenia nya Apriani, kita di kejutkan oleh berita yang tak kalah hebatnya, hingga menenggelamkan kasus Gayus dan kasus kasus lain sekelasnya.

Seorang pria muda, yang waras akalnya, setidaknya begitulah sebelum kejadian ini muncul, membunuh 15 orang, karena cemburu. Cemburu???? Cemmmburu??? Cemmmburuuuuuu????

Ya, wajarlah setiap orang punya rasa cemburu. Tak salah kan? Itu pertanyaan yang sangat umum, dan kita semua juga tahu bahwa tak ada yang salah dengan rasa cemburu, sebagai umat manusia. Negara juga tidak mengatur atau setidaknya, tak ada aturan hokum di dunia ini yang mengatur tentang cemburu. Indonesia kan sekarng ini hebat dalam berdebat tentang tak ada aturan hokum, sehingga seolah olah, sesuatu yang tak diatur oleh peraturan tertulis, semua orang boleh melakukan apa saja.

Cemburu memang sah, boleh dan merupakan hak dari semua orang. Permasalahannya adalah, cara pelampiasan dari cemburu inilah yang perlu diwaspadai. Beberapa orang yang mengalami cemburu, melampiaskannya dengan hanya menangis, menulis, atau melakukan sesuatu yang tak menyinggung orang atau kepentingan lain. Itu lebih bijak. Namun ada pula yang berkelakuan seperti jagoan kita ini. Cemburu, bunuh aja!!!

Sang jagoan ini, cemburu pada pasangannya, yang berjenis kelamin sama. Dalam beberapa literature, perilaku dari sang jagoan ini adalah karena dia mengidap menyakit (disease) atau gangguan (disorder) sexual. Dan orang orang yang menderita seperti itu, entah disease atau disorder, biasanya mempunyai kejiwaan yang lebih dari batas manusia manusia biasa. Demikian juga dalam hal kecemburuan. Namun apapun  itu, nampak nya apa yang diperbuat sama sekali tak ada hal hal yang membenarkan.

Tak seorang pun bisa memilih dia dilahirkan sebagai orang seperti apa, namun dalam perkembangan dan menuju kedewasaan, bukankah setiap orang bisa dan berhak memilih? Pun demikian dengan sang jagoan kita ini. Kita tentu sepakat, bahwa bliau, sang jagoan kita ini,  juga telah memilih jalan hidupnya, yang ternyata menyimpang dari kebiasaan dan norma perikehidupan yang ada di masyarakat.

Kalau kita lihat, sebenarnya alasan dia membunuh adalah sangat sepele. Karena cemburu, dan lalu memberinya minuman yang dicampur dengan racun tikus. “Hanya ngerjain saja, biar (mereka) kapok.” Itu kata kata yang terlempar dari mulutnya. Sangat sepele bukan? Dan tanpa beban, bahkan perasaan berdosa.

Mungkin, sang jagoan ini hanyalah sebagian kecil dari warga negara Indonesia yang mempunyai kelainan yang sama. Dan mereka seolah olah, dibiarkan dalam aktivitasnya. Di kota kota besar dan metropolitan, hal seperti itu adalah banyak sekali, hingga kadang kita menjadi me”lumrah”kan, walau kita semua tahu bahwa itu adalah tak lumrah.

Yang di khawatirkan adalah, bila hal seperti ini dibiarkan, dan dilumrahkan, kita semua tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mudah mudahan sejarah kaum Nabi Luth AS, tak terulang lagi di belahan dunia manapun. 

NAUZUBILLAH MIN DZALIK! Mudah mudahan kami semua termasuk ke dalam golongan orang orang yang beruntung. Amin. 

No comments:

Post a Comment