Thursday, March 29, 2012

DEWI NASIONAL TIBET ADALAH DEWI TARA DARI INDONESIA


Panas dan penat hari ini, di ruas jalan utama yang mengubungkan Yogyakarta dengan Klaten. Begitu menyengat. Dalam perjalanan yang sengaja ku pacu sedikit kecang, mendadak perhatianku tersita oleh plang papan nama kecil, yang jarang diperhatikan orang. Plang nama itu menunjuk pada sebuah candi kecil yang bila dilihat dari ruas jalan itu, Nampak cukup sejuk, dengan pohon besar yang membuat suasana agak sejuk.
Tanpa piker panjang, ku belokkan arah, menuju tempat candi itu, sekedar untuk menyejukkan badan dibawah rimbunnya pohon tua. Rupanya aku tak sendiri di tempat itu. Ada beberapa orang yang juga mengalami hal yang sama denganku. Sejenak ku rehat, ku ambil minuman dingin kesukaanku, dan sebatang rokok kegemaranku. Cis……….enaknya…………..

Seorang yang agak tua duduk sendirian di ujung taman. Menilik pakaian dan perlaatan yang ada padanya, nampaknya orang itu adalah petugas atau setidaknya orang yang berwenang atas candi kecil yang asri itu.
Orang tua tersebut bercerita bahwa candi kecil ini sering disebut sebgai Candi Kalasan, dan beberapa orang lagi meneybutnya dengan Candi Tara. Candi kalasan, karena letaknya yang berada di dekat kantor kecamatan Kalasan, sedangkan Candi Tara, karena tokoh utama yang menjadi sentral dari candi tresebut adalah Dewi Tara. Namun sayang sekali, patung dari Candi tara itu sendiri tidak berada di komplek candi, namun hilang entah kemana. Ada sebagian orang yang menyebutkan bahwa patung Candi Tara itu hingga kini masih berada di Negara Inggris. Entah mengapa dan bagaimana bias terjadi seperti itu.

Konon, candi ini dibuat pada masa Raja Panangkaran dari kerajaan Sriwijaya, dan dibuat oleh puteranya yang bergelar Balaputeradewa, yang menggantikan kedudukan ayahnya. Candi ini dibuat sebagai tempat suci, kuil yang dipersmbahkan kepada Dewi Tara, serta kemudian dibuatlah arca Dewi Tara.

Dalam kisah pewayangan, Dewi Tara adalah bidadari, putrid sulung dari Batara Indra, yang kemudian oleh Batara Guru diberikan kepada Sugriwa, putra Resi Gotama, sebagai hadiah atas jasanya kepada Subali, saudara kandungnya sendiri, atas jasanya telah berhasil membunuh Prabu Maesasura dan Jatasura dari kerajaan Gua Kiskenda. Tak lama menjadi istri Sugriwa, Dewi Tara berhasil di8rebut oleh Subali atas hasutan Prabu Dasamuka, raja Alengka.

Setelah Subali tewas terbunuh oleh panah Gowawijaya milik Ramawijaya, Dewi Tara kembali menjadi istri Sugriwa. Dan setelah Sugriwa meninggal, Dewi Tara kembali ke asalnya, yaitu menjadi bidadari di kerajaan Kaindran, kerajaan dewa ayahnya, Batara Indra.

Bila kemudian dihubungkan dengan Dewi Tara yang di arcakan di negeri Tibet, hal ini karena  waktu abad 11, yaitu 3 abad setelah berdirinya Candi Kalasan tersebut, datanglah Yang Mulia Atisa dari hindia Timur Laut, dan tinggal di kerajaan Sriwijaya utnuk berguru pada Guru Darmakirti, dan menjadikan Dewi Tara sebagai objek meditasi, dan keduanya pun kemudian “berhasil “ melihat wajah dari Sang Dewi Tara. 

Maka setelah ilmu yang didapat dirasa telah emmadai, pulanglah Atisa ke negerinya untuk member spirit baru Budhisme di negerinya, dan kemudian memberikan dorongan untuk penghormatan kepada Dewi Tara, hingga saat ini, Dewi Tara menjadi Dewi Nasional Tibet.

So, siapa sangka Dewi Nasional negeri Tibet itu berasal dari Indonesia?




)dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment