Friday, March 14, 2014

THE EXPENDABLES OF KURUSETRA


Sebuah kemenangan dalam hal apapun juga tentu memerlukan pengorbanan. Demikian juga dengan sebuah peperangan. Sebuah peperangan, terlepas dari besar kecilnya peperangan itu, tentu memerlukan pengorbanan yang sepadan.

Baratayuda, peperangan terbesar dalam sejarah, juga tak luput dari pengorbanan, yang tentunya sepadan dengan kemenangan yang dipertaruhkan. Baratayuda, peperangan antara dua saudara, yang di dalamnya terdapat ksatria ksatria yang luar biasa, dengan kesaktian dan kemampuan di luar batas manusia biasa, pun memerlukan pengorbanan.

Pengorbanan siapakah yang begitu besar perannya, hingga mereka harus menjadi tumbal dan sesaji demi kemenangan? Apakah salah satu dari Pandawa Lima, tokoh utama dari sejarah ini? Ataukah salah satu dari Kurawa, pihak yang diposisikan sebagai yang jahat dalam cerita ini?

Ternyata, pengorbanan yang besar, kadang bukan pada tokoh yang besar pula, yang berperan sangat besar dalam alur cerita ini. Namun tumbal dan sesaji itu, justru datang dari orang orang yang sama sekali tak di sangka, bahkan terpikirpun tidak.

Rakyat jelata, yang hidupnya hanya cukup untuk memikirkan dirinya, dari desa yang terpencil jauh di sana, lepas dari segala hingar bingar kota dan perseteruan yang menyeruak, bisa saja pengorbanannya lebih besar artinya dibandingkan dengan para ksatria istana maupun punggawa yang gagah perkasa mengangkat senjata.
Adalah nama nama seperti Sagotra, Janadi, dan Bambang Rawan. Ketiganya sama sekali tak terucap dalam kisah Baratayuda, namun ternyata, dengan pengorbanan mereka bertiga, Pandawa, mampu meraih kemenangan di kancah Baratyuda.


Siapakah ketiga rakyat jelata yang istimewa itu???? (bersambung....)