Kompleks Candi Gampingan terletak di Dusun Gampingan, Desa
Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Secara geografis, Candi Gampingan terletak pada koordinat 1100 26’ 10,06” BT
dan 7050’ 09,55” LS dengan ketinggian 56,469 m di atas permukaan laut.
Candi Gampingan ditemukan pertama kali pada bulan Juni 1995
oleh Bapak Sarjono sewaktu menggali tanah untuk pembuatan batu bata. Dari hasil
peninjauan yang dilakukan oleh SPSP DIY (sekarang BP3 Yogyakarta) dapat
diketahui bahwa pada Candi Gampingan di-temukan struktur bangunan berupa candi
dari bahan batu putih. Candi Gampingan berada pada kedalaman 120 cm di bawah
permukaan tanah akibat tertimbun lahar vulkanik.
Pada saat ditemukan, dalam candi ini terdapat tiga buah arca
Dhyani Buddha Wairocana yang terbuat dari perunggu, dua buah arca Jambhala dan
Candralokeswara dari batu andesit, benda-benda dari emas, dan beberapa benda
keramik. Pada bagian kaki dari Candi Gampingan ini terdapat relief binatang
katak dan unggas (burung pelatuk, burung gagak, dan ayam jantan). Dengan adanya
arca Jambhala dan Dhyani Buddha Wairocana, maka diperkirakan Candi Gampingan
merupakan tempat pemujaan agama Buddha aliran Mahayana.
Di kompleks Candi Gampingan terdapat tujuh buah bangunan
dari batu putih yang kondisinya hanya tinggal sisa-sisa saja. Salah satu
bangunan candi mempunyai ukuran 4,64 x 4,65 m dan diperkirakan sebagai bangunan
induk, namun sayangnya bangunan tersebut tinggal sisa-sisa berupa delapan lapis
susunan batu setinggi 1,2 m.
Di dalam bangunan induk ditemukan tiga buah arca Dhyani
Buddha Vairocana dari perunggu, arca Jambhala, dan arca Candralokesvara dari
batu andesit, satu buah fragmen arca dari keramik, delapan buah miniatur benda
emas dan satu buah cincin emas serta fragmen-fragmen gerabah.
Fragmen arca yang ditemukan di dalam sumuran candi induk
terbuat dari keramik dengan glasir warna hijau berukuran tinggi 6,5 cm, lebar
6,3 cm dan tebal 3,8 cm. Bagian arca yang ditemukan adalah kaki kanan, tangan
sampai lengan kanan dan memakai gelang tangan, ibu jari hilang. Diduga arca ini
merupakan arca Buddha Aksobhya sebagai Dhyani Buddha yang kedua. Aksobhya
digambarkan bersikap tangan Bhumisparsamudra (untuk tangan kanan) dan
Dhyanamudra (untuk tangan kiri). Berdasarkan arca-arca yang ditemukan, Candi
Gampingan diperkirakan merupakan candi Buddha yang menempatkan Dewa Jambhala
sebagai dewa utama yang dipuja, sedangkan arca Candralokesvara yang ditemukan
bersama-sama dengan Jambhala menunjukkan aliran Tantraisme dalam Buddha
Mahayana.
Sampai saat ini, data tertulis mengenai pembangunan Candi
Gampingan belum ditemukan. Didasarkan pada gaya seni bangunan dan arca yang
terdapat pada Candi Gampingan menunjukkan ciri abad IX Masehi.
sumber : Candi Gampingan
No comments:
Post a Comment