Friday, January 31, 2020

Situs Yoni Sawah dan Gunung Emas Ponjong

Yoni tengah pari. Demikian kami, Team Ekspedisi Ponjong menyebutnya. Yoni ini terbuat dari batuan putih khas Gunungkidul. Letak yoni ini berada di tengah sawah, dengan bukit  kecil (orang menyebutnya gunung emas) di sebelah timur , serta hamparan sawah  di sebelah barat dan selatan, dengan kontur tanah yang semakin menurun.  pernah ditemukan sebilah belati kecil di dalam lubannya. Terpaut sekitar 2 km arah barat laut dari tempat ini, terdapat Situs yang diyakini sebagai, Petilasan Roro Jonggrang, dan 5 km ke arah barat, terdapat Situs Nandi dan Candi Tegalrejo Ponjong.
Menurut informasi yang didapat, tak jauh dari lokasi yoni, terpaut sekitar 1 petak sawah, pemilik lahan menerangkan bahwa di sawah miliknya, pernah secara tak sengaja ditemukan bebatuan persegi, saat ia mengolah sawahnya.  Saat Team Ekspedisi Ponjong di lokasi, tak dapat mencoba menelisik karena kondisi sawah telah ditanami. Tunggu masa panen, mungkin bisa dilakukan pengecekan bersamaan dengan pengolahan lahan.
Keberadan bukit yang orang sekitar menyebutnya sebagai Gunung Emas, juga layak untuk diperhitungkan jika di tempat ini dulunya mungkin merupakan sebuah  candi atau pemukiman, menilik dari beberapa temuan emas dan manik manik yang konon pernah ditemukan di tempat ini. Dugaan yang masih sangat prematur memang, namun semua itu tak menutup kemungkinan jika suatu saat dilakukan penelitian yang lebih mendalam.

Ekspedisi Ponjong masih akan berlanjut.








Situs Candi Sendang Temon Ponjong Gunungkidul

Sebuah sendang yang tidak terlalu besar, akan tetapi luapan airnya mampu membentuk sebuah telaga. Orang menyebutnya Sendang Temon. Konon, air sendnag itu tak pernah kering walaupun musim kemarau panjang. 
Team Ekspedisi Ponjong mendatangi dan berusaha mencari tahu kebenarannhya. Menurut pengalaman salah satu anggota team tersebut, ciri ciri sendang semacam itu, tentu menyimpan sesuatu misteri yang layak diteliti. 
Sendang itu telah dipagari temnok pondasi yang cukup tinggi, hingga memisahkan air sendang dengan luapannya. Air dari sendang tersebut ternyata sangat jernih, hingga kami mampu melihat apa yang berada di dasarnya. Walaupun sedang tersebut telat tertutup pohon beringin hampir setenganya, namun dibagian lain tempat orang mengambil air, masih cukup jelas terlihat dasar sendnag tersebut.
Dengan pengamatan yang cukup seksama, dapat dilihat beberapa batuan bertakik di dasar sendang, dan beberapa tertumpuk sebagai batas sendang, dengan dilapisi campuran semen diatasnya. Menilik bebatuan tersebut dan melihat keadaan sekitarnya, patut diduga bahwa di lokasi sendang tersebut dulu pernah berdiri bangunan candi.  tak jauh dari temapt ini, terdapat sebuah arca nandi yang kemungkinan adalah bagian dari bangunan tersebut. Untuk menengarai tempat tersebut, kami sepakat untuk menyebutnya sebagai Candi Sendang Temon. Yang tidak setuju, monggo parani dewe, gawe jeneng dewe.











Situs Arca Nandi Bambu Ponjong

Nandi atau Nandiswara adalah lembu yang menjadi Wahana dewa Siwa dalam mitologi Hindu.Dia juga merupakan juru kunci Siwa dan Parvati .Candi yang mempunyai arca Nandi biasanya dikategorikan sebagai candi untuk pemujaan agama Hindu Siwa.Dia juga adalah guru dari 18 Master (18 Siddha), termasuk Patanjali dan Thirumular.
Penerapan nama Nandi ke banteng (Sansekerta: vṛṣabha) sebenarnya merupakan pengembangan dari abad terakhir, karena Gouriswar Bhattacharya telah mendokumentasikan dalam sebuah artikel diilustrasikan berjudul "Nandin and Vṛṣabha" Nama Nandi ini sebelumnya banyak digunakan sebagai gantinya. Untuk dewa antropomorfik yang merupakan salah satu dari dua pintu penjaga Siwa, yang lainnya adalah Mahakala. Dalam pintu abad pra-kesepuluh-kuil India Utara, Siwa sering diapit oleh gambar Mahakala dan Nandi, dan dalam peran ini penjaga Shiva yang Nandi angka di Kalidasa puisi Kumārasambhava. https://id.wikipedia.org/wiki/Nandi
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu
Nandi  Bambu adalah arca nandi yang berada di bawah pohon bambu.  Ada yang keberatan? Hubungi saya .









Situs Kraton Ngrawan Ponjong Gunungkidul


Kerajaan tertua di Jawa adalah Salakanegara, yang menurut naskah Wangsakerta, di Pantai Teluk Lada atau yang masuk wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, terdapat sebuah kerajaan tua yang dikenal dengan nama Kerajaan Salakanagara atau Negara Perak. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Rajataputra yang penduduknya masih menganut agama Hindu.
Diperkirakan, kerajaan satu ini dibangun sekitar abad 130 Sebelum Masehi dengan rajanya pertama yang bernama Dewawarman atau bergelar Prabu Darmalo kapala Dewawarman. Luas kekuasaan dari Kerajaan Salakanagara mencapai sekitaran Banten ke arah timur sampai dengan pesisir selatan Swarnabumi atau Sumatera. Tidak ada jejak rekam pasti dari Kerajaan Salakanagara sehingga, cukup sulit untuk mengetahui sejarah lebih pasti tentang kerjaan satu ini. 
Kedua adalah Kerajaan Tarumanegara
Ada beberapa nama sebagai pengenal kerajaan yang diperkirakan didirikan sekitar abad ke-4 Masehi satu ini, seperti Tarumanegara, Tarumanagara dan Taruma, Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan besar yang pernah didirikan di Pulau Jawa dengan penduduk yang menganut agama Hindu aliran Wisnu.
Sayangnya, belum ada perujukan resmi siapa yang menjadi raja pertama di Tarumanegara, hanya saja raja yang paling tersohor adalah Purnawarman. Seperti halnya Kerajaan Mulawarman, banyak prasasti yang ditemukan dan dapat dijadikan bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara, seperti prasasti Kebon Kopi, Prasasti Tugu, Prasasti Munjul dan banyak lagi lainnya.
Walaupun beberapa kerajaan tua yang masuk dalam daftar di atas tidak memiliki cukup bukti kuat akan keberadaannya, akan tetapi dari generasi ke generasi penduduk yang mendiami tempat di mana dulunya kerajaan yang bersangkutan didirikan, tetap mempercayai bahwa memang pada zaman dahulu kerajaan yang dimaksud memang benar-benar ada. https://www.boombastis.com/kerajaan-tertua-diindonesia/69600

Kraton Ngurawan. Jika kita mendengar kata Ngurawan, tentu  akan tertuju pada Ngurawan, Dolopo, Madiun. Keberadaan Ngurawan dan Gelang Gelang secara jelas termuat dalam prasasti Mula Malurung bertarikh 1255M. Prasasti ini antara lain menyebut sanak kadang dan keturunan Seminingrat yang dinobatkan sebagai raja di Negara bagian Tumapel Singasari. Di antaranya menyebutkan Nararya Turukbali, putri sang prabu Seminingrat yang menjadi permaisuri Jayakatwang, ditetapkan sebagai ratu kerajaan Gelang Gelang di daerah Wurawan. https://medium.com/@arifinung/gelang-gelang-kerajaan-jayakatwang-di-dolopo-madiun-262888d6dbb5
Pramudha Wardani. Nama Pramodawardhani ditemukan dalam prasasti Kayumwungan tanggal 26 Maret 824 sebagai putri Maharaja Samaratungga. Menurut prasasti itu, ia meresmikan sebuah bangunan Jinalaya bertingkat-tingkat yang sangat indah. Bangunan ini umumnya ditafsirkan sebagai Candi Borobudur.
Sementara itu, prasasti Tri Tepusan tanggal 11 November 842 menyebutkan adanya tokoh bergelar Sri Kahulunan yang membebaskan pajak beberapa desa agar penduduknya ikut serta merawat Kamulan Bhumisambhara (nama asli Candi Borobudur). Sejarawan Dr. De Casparis menafsirkan istilah Sri Kahulunan dengan “permaisuri”, yaitu Pramodawardhani, karena pada saat itu Rakai Pikatan diperkirakan sudah menjadi raja.
Pendapat lain dikemukakan oleh Drs. Boechari yang menafsirkan Sri Kahulunan sebagai ibu suri. Misalnya, dalam Mahabharata tokoh Yudhisthira memanggil ibunya, yaitu Kunti, dengan sebutan Sri Kahulunan. Jadi, menurut versi ini, tokoh Sri Kahulunan bukan Pramodawardhani, melainkan ibunya, yaitu istri Samaratungga. https://id.wikipedia.org/wiki/Pramodawardhani

Roro Jonggrang.  Roro Jonggrang adalah putri dari Prabu  Boko. Kisah ini diawali dengan kekalahan Prabu Damarmoyo oleh Prabu Boko ayahanda Putri Roro Jonggrang. Dengan kekalahan itu berceritalah dia pada anaknya Bandung. Bandung yang sangat marah akhirnya menantang perang Prabu Boko dan mengalahkannya. Pada saat itu pula Bandung melihat Roro Jonggrang, seorang putri raja yang cantik jelita dan jatuh cinta kepadanya. Namun saat Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung adalah pembunuh ayahnya, maka Roro Jonggrang punya niat licik untuk mempermainkan Bandung dengan cara meminta membangun 1000 candi jika ingin meminangnya. http://borobudurpark.com/event/legend-roro-jonggrang-prambanan/

Wangsa Sailendra. Wangsa Sailendra atau Syailendra (Śailendravamśa) adalah nama wangsa atau dinasti raja-raja yang berkuasa di Sriwijaya, pulau Sumatra; dan di Mdaŋ (Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno), Jawa Tengah sejak tahun 752. Sebagian besar raja-rajanya adalah penganut dan pelindung agama Buddha Mahayana. Meskipun peninggalan dan manifestasi wangsa ini kebanyakan terdapat di dataran Kedu, Jawa Tengah, asal usul wangsa ini masih diperdebatkan. Disamping berasal dari Jawa, daerah lain seperti Sumatra atau bahkan India dan Kamboja, sempat diajukan sebagai asal mula wangsa ini. https://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Sailendra

So, plakat Kerajaan Tertua  Di Djawa.  Kraton Ngurawan Abad VII Pramudha Wardani (Rara Jonggrang) Wangsa Sailendra, berada di satu tempat TPU Ngrawan Ponjong, sngguh sangat menarik. Sayang, belum diperoleh informasi jelas  tentang itu semua...... 
Apakah kerajaan tertua di Jawa, yaitu Kratob Ngurawan pada Abad VII oleh Pramuda Wardani ( Roro Jonggrang berada di sana, atau disitu adalah petilasan atau tempat istirahat dll?
Tertarik? hub 081215503911.










Situs Watu Lumbung







Situs Candi Widoro Ponjong Gunungkidul

Mungkin, tak banyak atau bahkan tak ada yang tahu, atau mungkin tak peduli dengan sebidang tanah kecil di pinggir sungai, tak jauh dari jalan raya, yang disana terdapat beberapa bongkah batu putih persegi yang menurut saya, terlalu sempurna sebagai bentukan alam, berada di suatu lokasi tanah yang bergunduk. Cukup banyak batuan semacam itu di lokasi ini. Menariknya, terdapat sebuah batu yoni yang relatif berbentuk bujur sangkar, dengan lubang persegi di tengahnya, dengan kedalamn lubang sekitar 10 cm lebih. Di sisi batu yang menghadap sungai, terdapat sebuah cerat yang telah patah, dan patahannya entah dimana. Akan tetapi Team Ekspedisi Ponjong belum menemukan cerat yang patah, atau arca saat berkunjung di tempat itu.
Melihat benda benda temuan, lokasi, serta keterangan dari beberapa orang yang dijumpai, dimana salah satu keterangan yang didapat adalah di tempat itu pula, pernah ditemukan perhiasan emas, gerabah, dan manik manik, maka kesimpulan sementara dari kami, di tempat itu dulu pernah berdiri sebuah bangunan candi. Nah, candi seperti apa kira kira yang pernah ada? Mari kita cermati beberapa kajian tentang candi.


Fungsi Candi
Candi dapat berfungsi sebagai:
Candi Pemujaan: candi Hindu yang paling umum, dibangun untuk memuja dewa, dewi, atau bodhisatwa tertentu, contoh: candi Prambanan, candi Canggal, candi Sambisari, dan candi Ijo yang menyimpan lingga dan dipersembahkan utamanya untuk Siwa, candi Kalasan dibangun untuk memuliakan Dewi Tara, sedangkan candi Sewu untuk memuja Manjusri.
Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha atau menyimpan relik buddhis, atau sarana ziarah agama Buddha. Secara tradisional stupa digunakan untuk menyimpan relikui buddhis seperti abu jenazah, kerangka, potongan kuku, rambut, atau gigi yang dipercaya milik Buddha Gautama, atau biksu Buddha terkemuka, atau keluarga kerajaan penganut Buddha. Beberapa stupa lainnya dibangun sebagai sarana ziarah dan ritual, contoh: candi Borobudur, candi Sumberawan, dan candi Muara Takus
Candi Pedharmaan: sama dengan kategori candi pribadi, yakni candi yang dibangun untuk memuliakan arwah raja atau tokoh penting yang telah meninggal. Candi ini kadang berfungsi sebagai candi pemujaan juga karena arwah raja yang telah meninggal seringkali dianggap bersatu dengan dewa perwujudannya, contoh: candi Belahan tempat Airlangga dicandikan, arca perwujudannya adalah sebagai Wishnu menunggang Garuda. Candi Simping di Blitar, tempat Raden Wijaya didharmakan sebagai dewa Harihara.


Candi Pertapaan: didirikan di lereng-lereng gunung tempat bertapa, contoh: candi-candi di lereng Gunung Penanggungan, kelompok candi Dieng dan candi Gedong Songo, serta Candi Liyangan di lereng timur Gunung Sundoro, diduga selain berfungsi sebagai pemujaan, juga merupakan tempat pertapaan sekaligus situs permukiman.
Candi Wihara: didirikan untuk tempat para biksu atau pendeta tinggal dan bersemadi, candi seperti ini memiliki fungsi sebagai permukiman atau asrama, contoh: candi Sari dan Plaosan
Candi Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contoh: gerbang di kompleks Ratu Boko, Bajang Ratu, Wringin Lawang, dan candi Plumbangan.
Candi Petirtaan: didirikan didekat sumber air atau di tengah kolam dan fungsinya sebagai pemandian, contoh: Petirtaan Belahan, Jalatunda, dan candi Tikus
Lokasi Candi
Kitab-kitab ini juga memberikan pedoman mengenai pemilihan lokasi tempat candi akan dibangun. Hal ini terkait dengan pembiayaan candi, karena biasanya untuk pemeliharaan candi maka ditentukanlah tanah sima, yaitu tanah swatantra bebas pajak yang penghasilan panen berasnya diperuntukkan bagi pembangunan dan pemeliharaan candi. Beberapa prasasti menyebutkan hubungan antara bangunan suci dengan tanah sima ini. Selain itu pembangunan tata letak candi juga seringkali memperhitungkan letak astronomi (perbintangan).
Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat air, baik air sungai, terutama di dekat pertemuan dua buah sungai, danau, laut, bahkan kalau tidak ada harus dibuat kolam buatan atau meletakkan sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut. Selain di dekat air, tempat terbaik mendirikan sebuah candi yaitu di puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, atau di lembah. Seperti kita ketahui, candi-candi pada umumnya didirikan di dekat sungai, bahkan candi Borobudur terletak di dekat pertemuan sungai Elo dan sungai Progo. Sedangkan candi Prambanan terletak di dekat sungai Opak. Sebaran candi-candi di Jawa Tengah banyak tersebar di kawasan subur dataran Kedu dan dataran Kewu. https://id.wikipedia.org/wiki/Candi#Arsitektur
Yoni
Yoni di loaksi ini keadaan aus, di tengah lubang terdapat lubang dengan ukuran panjang : 26 cm dan lebar : 33 cm, bagian cerat patah dan hanya tersisa sepanjang 20 cm. Yoni dalam keadaan miring, di bawah Yoni terdapat semacam lapik. Yoni ini berada di tanah kas desa yang oleh penduduk sekitar dinamakan “Kubur Budo”. Dalam struktur bangunan candi, yoni biasanya berada di pusat, atau di titik tengah bagian candi. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/yoni-19/
Sedangkan batuan batuan persegi yang berserakan, patut merupakan bagian dari bangunan candi tersebut. Dengan memperhatikan segala hal tersebut, Team Ekspedisi Ponjong menyebutnya Candi Widoro, karena lokasi itu terdapat di Bulak Widoro. Tertarik? Hubungi 081215503911.