Pencarianku selama ini membuahkan hasil. Sebuah kenangan saat masa kecilku, nonton bareng bersama Kangmas ku, televisi hitam putih, di rumahku di dusun di lereng Merapi. Waktu itu aku tak tahu judul dari film ini.
Yang sangat aku ingat dan membekas di ingatanku adalah, seorang anak laki laki di dalam film itu yang mungkin seusia denganku, selalu menunggu kereta api lewat yang kebetulan berdekatan dengan rumahnya. Dan setiap kali kereta api lewat, tidak pernah menurunkan seorang penumpangpun, bahkan berhentipun tidak. Dan setiap kali kereta lewat, dia selalu berteriak memanggil ayahnya.
“Pak’eeeeeeee............ “ seperti itu tanpa lelah menunggu ayahnya pulang. Mengapa demikian?
Diceritakan, bahwa Temon adalah seorang anak desa lugu, yang hidup di jaman perjuangan kemerdekaan, dengan keadaan ekonomi yang sangat minim sebagai orang desa, apalagi dalam keadaan negara sedang berperang, dimana ayahnya pergi meninggalkannya sejak masih bayi, untuk bergabung dengan laskar perjuangan demi melawan penjajah dan menegakkan Negara Republik Indonesia.
Sebagai anak yang kemudian hidup bersama ibu dan neneknya, Temon berkembang seperti layaknya anak anak desa biasa. Namun kekagumannya pada pesawat yang sering dia lihat terbang di angkasa dekat rumahnya, serta cerita dari ibu dan neneknya tentang ayahnya yang pejuang, menimbulkan semangat juang yang menyala nyala dalam dirinya.
Namun sebagai anak yang masih berusia sangat muda, ibu dan neneknya tak mampu menceritakan kejadian sebenarnya tentang kematian ayahnya saat berjuang melawan penjajah. Neneknya selalu mengatakan bahwa ayahnya pasti akan pulang, dengan naik kereta api.
Itualah sebabnya Temon selalu menunggu kereta api lewat dan selalu memanggil manggil ayahnya.
Film Serangan Fajar ini adalah film dokumenter drama perang Indonesia pada tahun 1982 dengan disutradarai oleh Arifin C. Noer.
Masih banyak lagi pernik pernik film ini yang sangat menggugah emosi dan air mataku. Cukup sekian dulu, sebelum air mataku tumpah memenuhi meja komputer. Hiks.....
Yang sangat aku ingat dan membekas di ingatanku adalah, seorang anak laki laki di dalam film itu yang mungkin seusia denganku, selalu menunggu kereta api lewat yang kebetulan berdekatan dengan rumahnya. Dan setiap kali kereta api lewat, tidak pernah menurunkan seorang penumpangpun, bahkan berhentipun tidak. Dan setiap kali kereta lewat, dia selalu berteriak memanggil ayahnya.
“Pak’eeeeeeee............ “ seperti itu tanpa lelah menunggu ayahnya pulang. Mengapa demikian?
Diceritakan, bahwa Temon adalah seorang anak desa lugu, yang hidup di jaman perjuangan kemerdekaan, dengan keadaan ekonomi yang sangat minim sebagai orang desa, apalagi dalam keadaan negara sedang berperang, dimana ayahnya pergi meninggalkannya sejak masih bayi, untuk bergabung dengan laskar perjuangan demi melawan penjajah dan menegakkan Negara Republik Indonesia.
Sebagai anak yang kemudian hidup bersama ibu dan neneknya, Temon berkembang seperti layaknya anak anak desa biasa. Namun kekagumannya pada pesawat yang sering dia lihat terbang di angkasa dekat rumahnya, serta cerita dari ibu dan neneknya tentang ayahnya yang pejuang, menimbulkan semangat juang yang menyala nyala dalam dirinya.
Namun sebagai anak yang masih berusia sangat muda, ibu dan neneknya tak mampu menceritakan kejadian sebenarnya tentang kematian ayahnya saat berjuang melawan penjajah. Neneknya selalu mengatakan bahwa ayahnya pasti akan pulang, dengan naik kereta api.
Itualah sebabnya Temon selalu menunggu kereta api lewat dan selalu memanggil manggil ayahnya.
Film Serangan Fajar ini adalah film dokumenter drama perang Indonesia pada tahun 1982 dengan disutradarai oleh Arifin C. Noer.
Masih banyak lagi pernik pernik film ini yang sangat menggugah emosi dan air mataku. Cukup sekian dulu, sebelum air mataku tumpah memenuhi meja komputer. Hiks.....
No comments:
Post a Comment