Kisah pada Kaisar Xuanzhong (712-755 dari Dinasti Tang. Hiduplah
Li Bai adalah seoang cendekia yang gagal dalam ujian pemerintah kekaisaran
untuk menjadi cendekia kerajaan.
Suatu saat, kekaisaran kedatangan utusan dari luar negeri
yang ingin menaklukan kaisar. Dengan membawa
surat, semua pejabat kerajaan tak dapat mebaca isi surat itu. Dipanggilah Li
Bai, yang ternyata dapat mebaca surat
dari utusan asing. Intinya, surat itu menyuruh kaisar untuk takluk.
“Sang Kaisar tak perlu cemas, besok akan kita tulis balasn
untuk kodu mereka.”
“Kodu?” tanya Kaisar.
“Dalam tradisi Parhae, Kodu adalah pemimpin mereka.
seperti Khan di Uighur, Btasanpo (po =
pu)di Tibet, pemimpin wanita di Walaing (kini Jawa-Indonesia) disebut ximo. Setiap
suku mempunyai tradisi.
Lalu dibalasnya surat
itu. Surat balasan itu dibaca di depan kaisar dan utusan luar negeri tersebut.
“....Kerajaan Roman Timur mempersembahkan anjing yang dapat
menarik kuda, burung beo putih datang dari Walaing, mutiara berkilau dari
Vietnam.....”
“....itu semua dipersembahkan pada Kaisar untuk perdamaian,
keamanan dan pengakuan atas kekaisaran yang besar dan cinta damai...”
Utusan luar begeri itupun kemudian menarik mundur, mengurungkan niatnya.
Dari kutipan diatas, di jaman Dinasti Tang, dibawah
kekuasaan Kaisar Xuanzhong (712-755), Walaing ( Jawa) sudah termashur hingga
negeri ini, dengan dipimpin oleh seorang raja wanita bergelar “ximo”. Mungkin kita
mengenalnya sebagai Ratu Sima. Sedangkan rupanya, Sima itu sendiri merupakan
gelar, seperti Kodu, Khan, dlsb.
Walaing (Jawa) bahkan
telah ada hubungan baik dengan mempersembahkan hadiah di antara kerajaan
kerajaan di dunia waktu itu.
No comments:
Post a Comment