Adalah cucu dari Ki Ageng Giring, dari Sodo Paliyan Gunung
Kidul. Nama adalah meneruskan gelar
ayahnya, yang merupakan putra dari Ki Ageng Giring, saudara laki laki dari Rara
Lembayung yang diperistri oleh Danang Sutawijaya yang kemudian bergelar
Panembahan Senopati, yang lebih dikenal dengan nama Ki Ageng Giring IV, atau Ki
Ageng Wonokusumo Sepuh.
Ki Ageng Sepuh,
demikian sebutanku untuk membedakan dengan Ki Ageng ini, walaupun ada hubungan per-ipar-an dengan
Panembahan Senopati, namun hal ini sama sekali tak membuat mereka berdua
menjadi saudara dekat. Bahkan Panembahan Senopati menganggapnya sebagai musush
yang harus dilenyapkan, karena dianggap melawan pemerintahan yang sah, yaitu
Mataram. Saat itu, ada dua “klilip” Panembahan Senopati yang sulit ditaklukan.
Ki Ageng Mangir dari perdikan Mangir, dan Ki Ageng Sepuh dari Giring. Ki Ageng Mangir dapat
ditaklukan dengan Strategi Rantai Emas, sedangkan Ki Ageng Sepuh ditalkukan dengan strategi pengrobanan,
pengabdian. Menurut saya. (ctt: baca kisah Jaka Umbaran (Pangeran Purboyo).
Ki Ageng Wonokusumo , hampir mirip dengan Jaka Umbaran,
telah ditinggal mati oleh ayahnya saat muda, menjadikannya pemuda yang kuat dan
mempunyai kesaktian yang luar biasa. Menurun dari darah ayah serta kakeknya, Ki
Ageng Giring dan dari buyutnya Ki Ageng Pandanarang, dan justru lebih cenderung
dekat dengan keluarga dari Trah Ki Ageng Pandanarang (Sunan Tembayat). Hal ini
bisa dilihat dari tempat beliau bermukim hingga meninggalnya, yaitu di wilayah
Wonontoro, Jatiayu, Karangmojo, Gunungkidul, yang apabila ditarik garis lurus
antara Giring – Wonontoro dan Bayat – Wonontoro, lebih dekat jarak antara
Bayat-Wonontoro.
Semasa hidupnya, Ki Ageng Wonokusuma lebih memilih untuk,
membela tanah airnya, memerangi penjajah Belanda, dan melupakan, atau
merelakan, memaafkan kematian ayahnya karena intrik politik Mataram waktu itu.
Mungkin, karena sifatnya yang demikian, makam Ki Ageng seolah mendapatkan cahaya yang terang,
bahkan paling terang diantara tokoh tokoh yang lain dalam hubungannya dengan keraton
Yogyakarta. Menurut Juru Kuncinya, Pak Dary.
Makam Ki Ageng Wonokusumo terletak di atas bukit di wilayah
Wonontoro. Dibawah pohon yang cukup rindang, dikelilingi pagar tembok,
didalamnya terdapat beberapa makam yang konon adalah merupakan sahabat sahabat
perjuangannya.
Salah seorang peziarah cerita :
“Mas? Saking nginggil?” tanyaku.
“Injih Mas...”jwbnya.
“Mas sinten njih?” tanyaku lg.
“Kulo Joko Mas....
jenengan?” dia balik nanya.
“Raden Mas Haryo Pawiro Rejo Kaping Sepisan!” jawabku.
“Piyambakan Mas?” Joko tanya lg.
“Iyesss...” jwbku mantap.
“Medeni lho Mas......” Joko memperingatkan.
“Lho....lha saya yo dari sana gada apa apa ki...” jwbku.
“Sampeyan bejo Mas..ora weruh opo opo...” katanya lg.
“Lha nopo to?” aku penasaran. Dia mengangkat kedua bahunya,
geleng2 kepala dan bilang......”Medeni!
saya kesini malem2 sendirian ga wani Mas”.
Jawabku mantap : “ Lhaaaaaa....podo aku. Huahahahaha......!”
on photo
Tlg dikasih silsilahnya donk min...
ReplyDeletehttps://www.blogger.com/blog/post/edit/7060056173143871689/3327747769652557891?hl=id
ReplyDeleteThanks and I have a neat present: Where To Start With Whole House Renovation green home remodeling
ReplyDelete