Monday, June 25, 2018

Makam Panembahan Bodo

Panembahan Bodo
Yang mempunyai nama kecil Raden Trenggana, Panembahan Bodo putra Raden Timbal (Raden Kusden atau Raden Husein) dengan Dewi Dwarawati. Makamnya yang berada di Sedayu kecamatan Bantul kebupaten Daerah Istimewa Jogjakarta (DIY) ini yang selalu mengadakan upacara Nyadran di makam Panembahan Bodo

Asal nama Panembahan Bodo
Mengapa di sebut dengan nama panggilan bodo? Padahal bodo adalah yang berarti tidak pandai atau bodoh. Panembahan Bodo (Raden Trenggono) merupakan Adipati Terung III yang juga murid dari Sunan Kalijaga. Ia memilih menjadi ulama sehingga banyak orang yang mengatakan ia sebagai seorang yang bodoh atau bodo saat menjadi pengikut Sunan Kalijaga. Pernah ketika di mintai tolong oleh Raden Sutawijaya, Panembahan Bodo selalu mengatakan bahwa dirinya sebgai orang yang bodoh. Setiap kali di bujuk untuk membantu, jawaban selalu msama engatakan bahwa dirinya adalah wong bodo yang tidak tahu apa – apa.
Panembahan Bodo Menyebarkan Agama Islam

Ketika di usiannya 50 tahun, beliau di perintahkan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam di desa Kadek kecamatan Pandak, Bantul. Ia meninggal sekitar kurang lebih pada tahun 16000 M dan di makamkan di pemakaman Makam Sewu Dusun Gesikan, Kalurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peninggalan Panembahan Bodo yang hingga sekarang masih terjaga adalah Masjid Kauman (Masjid Sabilurrosyaad). Masjid ini pernah di bangun oleh beliau untuk ibadah saat dakwah agama Islam di sini. Di samping masjid, terdapat juga monumen jam matahari (jam bancet). Jam ini di gunakan untuk menentukan waktu sholat di lihat dari posisi sinar matahari. Di sebelah jam tersebut, terdapat sebuah batu. Penduduk setempat member nama sebutan batu gilang yaitu batu yang di keramatkan. Batu ini di gunakan oleh Panembahan Bodo ketika melakukan dakwah Islam untuk tetepa bertoleransi dengan umat agama lain




No comments:

Post a Comment