Panembahan Bodo
Yang mempunyai nama kecil Raden Trenggana, Panembahan Bodo
putra Raden Timbal (Raden Kusden atau Raden Husein) dengan Dewi Dwarawati.
Makamnya yang berada di Sedayu kecamatan Bantul kebupaten Daerah Istimewa
Jogjakarta (DIY) ini yang selalu mengadakan upacara Nyadran di makam Panembahan
Bodo
Asal nama Panembahan Bodo
Mengapa di sebut dengan nama panggilan bodo? Padahal bodo
adalah yang berarti tidak pandai atau bodoh. Panembahan Bodo (Raden Trenggono)
merupakan Adipati Terung III yang juga murid dari Sunan Kalijaga. Ia memilih
menjadi ulama sehingga banyak orang yang mengatakan ia sebagai seorang yang
bodoh atau bodo saat menjadi pengikut Sunan Kalijaga. Pernah ketika di mintai
tolong oleh Raden Sutawijaya, Panembahan Bodo selalu mengatakan bahwa dirinya
sebgai orang yang bodoh. Setiap kali di bujuk untuk membantu, jawaban selalu
msama engatakan bahwa dirinya adalah wong bodo yang tidak tahu apa – apa.
Panembahan Bodo Menyebarkan Agama Islam
Ketika di usiannya 50 tahun, beliau di perintahkan oleh
Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam di desa Kadek kecamatan Pandak,
Bantul. Ia meninggal sekitar kurang lebih pada tahun 16000 M dan di makamkan di
pemakaman Makam Sewu Dusun Gesikan, Kalurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peninggalan Panembahan
Bodo yang hingga sekarang masih terjaga adalah Masjid Kauman (Masjid
Sabilurrosyaad). Masjid ini pernah di bangun oleh beliau untuk ibadah saat
dakwah agama Islam di sini. Di samping masjid, terdapat juga monumen jam
matahari (jam bancet). Jam ini di gunakan untuk menentukan waktu sholat di
lihat dari posisi sinar matahari. Di sebelah jam tersebut, terdapat sebuah
batu. Penduduk setempat member nama sebutan batu gilang yaitu batu yang di
keramatkan. Batu ini di gunakan oleh Panembahan Bodo ketika melakukan dakwah
Islam untuk tetepa bertoleransi dengan umat agama lain
No comments:
Post a Comment