Friday, March 8, 2019

Candi Songgoriti, Malang. Tempat Bertemu Ken Arok dan Ken Dedes

Hampi maghrib aku dan kluarga tiba di Batu, Malang. Teringat akan candi di tempat itu yang sejak 5 tahun yang lalu belum sempat ku kunjungi. Kali ini aku sempatkan.
Kota Batu memiliki belasan obyek wisata menarik untuk dikunjungi. Selain memiliki obyek wisata buatan yang sudah dikenal, seperti Jatim Park, Batu Night Spectaculer (BNS), dan taman bunga Selecta, masih ada obyek wisata alam berupa coban (air terjun).
Di sisi lain, kota yang dikelilingi Gunung Panderman dan Arjuno ini juga memiliki obyek wisata sejarah berupa Candi Songgoriti di Jl Songgoriti Desa Songgokerto. Konon, candi ini merupakan tempat pertemuan Ken Arok dengan Ken Dedes. Cerita lainnya, di candi ini Empu Sendok, Empu Gandring, dan Empu Supo mencuci keris kesaktiannya.
Jika wisatawan datang ke candi itu, bakal mendapatkan banyak cerita sejarah kerajaan sebelum Indonesia menjadi republik dari Harioto (50) juru kunci candi. Pengetahuan Harioto sebagian besar dari para leluhurnya, yang juga menjadi juru kunci candi sebelumnya. Ia sendiri merupakan juru kunci ke tujuh. Sebelumnya ada Mbah Sairuh, Mbok Paitun, Mbok Rumina, Arjo Poeslan, Parlan, dan Supardi.
Dari penuturan Harioto, candi yang terlihat saat ini merupakan pucuknya saja. Diyakini, candi itu sebenarnya memiliki panjang 180 meter dan lebar 60 meter. Sayangnya, candi itu tidak digali. Bahlan, berjarak sekitar 10 meter telah berdiri hotel Songgoriti. "Candi ini tertua dan terbesar di Indonesia, tidak tahu mengapa tidak digali lagi,” ujar Harioto yang juga menunjukkan bentuk bangunan lain di sekitar candi dan diyakini candi itu terpendam tanah, Minggu (11/8).
Anehnya lagi, di bawah candi, tepatnya di pucuk candi terdapat tiga sumber mata air. Satu sumber air panas dengan 47 derajat celsius,  sumber air dingin, dan tepat di ujung bangunan candi terdapat air belerang. Air belerang ini merupakan tempat para empu menyuci keris.
Keyakinan adanya kekuatan dalam candi itu, mengundang para pejabat maupun calon kepala daerah selalu datang ke sana. Kata Harioto, mereka datang tengah malam ingin mandi kembang dengan air panas. Setelah itu, mereka melakukan ritual supaya keinginannya tercapai.
Biasanya, mereka yang datang untuk ritual selalu muncul setiap hari Selasa kliwon, Jumat kliwon, dan kamis kliwon. Sebelum datang, mereka minta dibelikan bahan-bahan untuk tirual, seperti bunga untuk mandi. "Tanggal 23 Juni lalu, raja se-Nusantara dan dari negara lain datang. Mereka kagum dengan tiga sumber mata air yang memiliki suhu berbedam meskipun jaraknya tak lebih dari 1 meter,” katanya.
Bagi warga Songgoriti, keberadaan candi itu memiliki arti sendiri. Setiap malam tanggal satu suro dan ba’da (setelah) Maulid Nabi Muhammad, warga melakukan selamatan membuat jenang suro lalu menggelar wayangan. Untuk Ba’da maulid biasanya digelar pada hari Selasa kliwon (penanggalan jawa).
"Warga menghormati leluhur dan minta kepada Yang Kuasa agar diberi rezeki melimpah, kesehatan, serta panjang umur. Semua warga tumplek blek di sini,” ungkapnya

Sumber : Tribun

















No comments:

Post a Comment