Wednesday, March 13, 2019

Wonoboyo Seri II



Daerah Klaten jaman dahulu tentunya pernah menjadi titik peradaban tertinggi di nusantara khususnya pada masa klasik dimana saat itu sangat dimungkinkan wilayah Klaten banyak berdiri candi2 sebagai tempat pemujaan ajaran Hindu dan Budha.

Dari banyaknya sebaran batu candi yg sudah direstorasi maupun yg masih terbengkalai bisa diperkirakan wilayah Klaten banyak memiliki bangunan candi yg berukuran besar, keadaan ini hampir tidak ada yg menyamai di wilayah lain. Sebaran batu2 candi itu hampir merata dari ujung barat administrasi Klaten hingga ujung timur laut dari wilayah Kabupaten Klaten saat ini.

Namun diantara peninggalan masa klasik yg banyak tersebar di wilayah Klaten tentulah peninggalan artefak emas di desa Wonoboyo adalah yg paling fenomenal. Betapa tingginya seni ukir emas yg dimiliki nenek moyang kita yg tinggal di Klaten saat itu sehingga mampu menciptakan hasil karya yg luar biasa indahnya.

Bukti penemuan emas Wonoboyo yg diperkirakan era Mataram Kuno jelas terpahat pada ukiran2 perhiasan emas yg ditemukan. Namun sayangnya setelah penemuan harta karun Wonoboyo pada tahun 1990 itu lama kelamaan tenggelam tergerus perubahan jaman. Orang pun seakan terlupakan tentang temuan artefak emas terbesar di Indonesia ini berasal dari wilayah Klaten.

Tahun 2018 pada bulan2 awal ditahun itu, disebuah tepian sungai yg berhulu di Gunung Merapi beberapa orang penambang pasir tradisional menemukan benda2 bersejarah dari masa lampau. Saat galian pasir mencapai kedalaman lebih dari 2 meteran beberapa buah guci besar ikut terangkat.

Para penambang pasir semakin bersemangat ketika beberapa perhiasan dari emas juga ikut tampil ke bekas galian pasir mereka. Berturut - turut mereka menemukan berbagai macam artefak kuno di radius 100 an meter ditempat penggalian pasir tadi.
Ada bermacam perhiasan dari emas berbentuk cincin, gelang, kalung dan juga kelat bahu. Selain itu mata uang logam tidak terhitung banyaknya dan juga beberapa benda mirip lampion lampu yg diperkirakan terbuat dari logam kuningan atau jg tembaga.

Sayangnya semua temuan harta karun yg belum diketahui dari masa apa itu langsung ludes terjual. Entah karena tidak tahu akan nilai sejarah ataukah karena alasan lain semua harta yg ditemukan begitu tahu laku langsung dijual. Bahkan temuan benda yg terbuat dari emas dijual langsung ke sebuah toko emas yg terletak tidak jauh dari kantor dinas yg mengurusi benda peninggalan sejarah.

Sangat miris sekali kenyataan masyarakat sini yg tidak melaporkan penemuan benda yg kemungkinan harta peninggalan masa klasik yg sejaman dengan temuan artefak Wonoboyo.

Kejadian seperti ini dipastikan akan terus terulang entah sampai kapan bisa terkondisikan dengan baik. Peninggalan2 sejarah leluhur di tanah ini akan semakin hilang dan dilupakan seiring keangkuhan modernisasi yg mengabaikan nilai2 sejarah leluhurnya.

Seterusnya sejarah hanya tinggal tulisan di buku bacaan tanpa pernah bisa menyaksikan langsung peninggalan2 yg ditulis dalam bukunya.

Peradaban tanah Klaten memang tertinggi di nusantara ini tapi itu dulu sekali ketika para leluhurnya telah menempati tanah disini ribuan tahun yg lalu.

Akankah kejayaan dan kebesaran leluhur yg menempati wilayah Klaten bisa dibangkitkan lagi,, rasanya mustahil apabila melihat keadaan saat ini dimana para pemimpin sekarang sudah melupakan leluhurnya terdahulu....

Leluhur tanah Klaten yg membangun Candi Prambanan, Sewu, Plaosan, Sojiwan dengan megahnya, leluhur yg meninggalkan harta karun terbesar di negeri ini dan leluhur yg namanya disegani hingga ke negeri manca saat itu.


Wonoboyo jilid II mungkin akan menjadi jilid III, jilid IV dan seterusnya namun dipastikan tinggal ceritanya....

Sungguh kasihan para leluhurku di Klaten maha karya mereka lenyap hanya untuk memenuhi isi perut beberapa gelintir orang yg serakah..

  
S E K I A N


Kontributor : Samingun

No comments:

Post a Comment