Daerah Klaten
jaman dahulu tentunya pernah menjadi titik peradaban tertinggi di nusantara
khususnya pada masa klasik dimana saat itu sangat dimungkinkan wilayah Klaten
banyak berdiri candi2 sebagai tempat pemujaan ajaran Hindu dan Budha.
Dari banyaknya
sebaran batu candi yg sudah direstorasi maupun yg masih terbengkalai bisa
diperkirakan wilayah Klaten banyak memiliki bangunan candi yg berukuran besar,
keadaan ini hampir tidak ada yg menyamai di wilayah lain. Sebaran batu2 candi
itu hampir merata dari ujung barat administrasi Klaten hingga ujung timur laut
dari wilayah Kabupaten Klaten saat ini.
Namun diantara
peninggalan masa klasik yg banyak tersebar di wilayah Klaten tentulah
peninggalan artefak emas di desa Wonoboyo adalah yg paling fenomenal. Betapa
tingginya seni ukir emas yg dimiliki nenek moyang kita yg tinggal di Klaten
saat itu sehingga mampu menciptakan hasil karya yg luar biasa indahnya.
Bukti penemuan
emas Wonoboyo yg diperkirakan era Mataram Kuno jelas terpahat pada ukiran2
perhiasan emas yg ditemukan. Namun sayangnya setelah penemuan harta karun
Wonoboyo pada tahun 1990 itu lama kelamaan tenggelam tergerus perubahan jaman.
Orang pun seakan terlupakan tentang temuan artefak emas terbesar di Indonesia
ini berasal dari wilayah Klaten.
Tahun 2018 pada
bulan2 awal ditahun itu, disebuah tepian sungai yg berhulu di Gunung Merapi
beberapa orang penambang pasir tradisional menemukan benda2 bersejarah dari
masa lampau. Saat galian pasir mencapai kedalaman lebih dari 2 meteran beberapa
buah guci besar ikut terangkat.
Para penambang
pasir semakin bersemangat ketika beberapa perhiasan dari emas juga ikut tampil
ke bekas galian pasir mereka. Berturut - turut mereka menemukan berbagai macam
artefak kuno di radius 100 an meter ditempat penggalian pasir tadi.
Ada bermacam
perhiasan dari emas berbentuk cincin, gelang, kalung dan juga kelat bahu.
Selain itu mata uang logam tidak terhitung banyaknya dan juga beberapa benda
mirip lampion lampu yg diperkirakan terbuat dari logam kuningan atau jg
tembaga.
Sayangnya semua
temuan harta karun yg belum diketahui dari masa apa itu langsung ludes terjual.
Entah karena tidak tahu akan nilai sejarah ataukah karena alasan lain semua
harta yg ditemukan begitu tahu laku langsung dijual. Bahkan temuan benda yg
terbuat dari emas dijual langsung ke sebuah toko emas yg terletak tidak jauh
dari kantor dinas yg mengurusi benda peninggalan sejarah.
Sangat miris
sekali kenyataan masyarakat sini yg tidak melaporkan penemuan benda yg
kemungkinan harta peninggalan masa klasik yg sejaman dengan temuan artefak
Wonoboyo.
Kejadian
seperti ini dipastikan akan terus terulang entah sampai kapan bisa
terkondisikan dengan baik. Peninggalan2 sejarah leluhur di tanah ini akan
semakin hilang dan dilupakan seiring keangkuhan modernisasi yg mengabaikan
nilai2 sejarah leluhurnya.
Seterusnya
sejarah hanya tinggal tulisan di buku bacaan tanpa pernah bisa menyaksikan
langsung peninggalan2 yg ditulis dalam bukunya.
Peradaban tanah
Klaten memang tertinggi di nusantara ini tapi itu dulu sekali ketika para
leluhurnya telah menempati tanah disini ribuan tahun yg lalu.
Akankah
kejayaan dan kebesaran leluhur yg menempati wilayah Klaten bisa dibangkitkan
lagi,, rasanya mustahil apabila melihat keadaan saat ini dimana para pemimpin
sekarang sudah melupakan leluhurnya terdahulu....
Leluhur tanah
Klaten yg membangun Candi Prambanan, Sewu, Plaosan, Sojiwan dengan megahnya,
leluhur yg meninggalkan harta karun terbesar di negeri ini dan leluhur yg
namanya disegani hingga ke negeri manca saat itu.
Wonoboyo jilid
II mungkin akan menjadi jilid III, jilid IV dan seterusnya namun dipastikan
tinggal ceritanya....
Sungguh kasihan
para leluhurku di Klaten maha karya mereka lenyap hanya untuk memenuhi isi
perut beberapa gelintir orang yg serakah..
S E K I A N
Kontributor : Samingun
No comments:
Post a Comment