Saturday, September 21, 2019

Candi Ngreco Sentolo

tak kusangkah...
Melacak Candi Ngreco.
Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, rupanya menyimpan banyak peninggalan sejarah, baik pada masa Mataram Kuno, Mataram Islam, bahkan Mataram Kolonial, seperti yang terdapat di Dusun Kleben, Desa Kaliagung.
Pada saat penulis dengan disertai seorang teman menemui seseorang yang cukup menguasai wiayah tersebut, penulis mendapat cukup banyak gambaran, baik dari cerita tutur dari sesepuh maupun  pengalaman langsung dari yang bersangkutan.
Setelah menunggu saat lewat tengah hari, kami bertiga segera meluncur ke lokasi yang dimaksud. Jalanan yang kami lalui lumayan baik, jalan pintas melewati persawahan, cukup untuk berpapasan kendaraan bermotor. Tak lama kemudian sampailah kami di sebuah sendang. (sendang akan ditulis tersendiri, ndak kedawan....*penulis ki bebas hehehe.....)
“Ngreco ne pundi Mas?” tanya Penulis.
“Ayo Mas.....” ajak Beliau.
Dibawah bimbingan Beliau, kami melewati jalanan setapak, melewati pekarangan rumah penduduk. Tiba di rumah paling ujung, kami berhenti, dan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki melewati pematang sawah, menuju sebuah sungai kecil yang hampir mengering, sementara seorang teman mendokumentasikan perjalanan ini dengan video.
Saat melewati pematang sawah, penulis sempat ditunjukkan sebuah batu bata yang berukuran cukup besar. Jauh lebih besar dari ukuran batu bata jaman sekarang. Setelah sampai di bibir sungai, tampak dari atas beberapa batu batu tersusun sebagai tangga menuju sungai. Penulis pun turun untuk mengetahui kebenarannya. Oke, benar.
Atas petunjuk Beliau pula, disepanjang sungai kecil ini banyak ditemukan batu bata semacam itu. Penulis segera menelusuri sungai, dan setelah berjalan kurang lebih 20 meter, penulis mendapati hal yang sama. Lokasi kedua ini berada tepat dibawah sebuah “gumuk”, dengan beberapa batu bata tersusun seperti lokasi pertama, namun kini penulis menemukan beberapa bebatuan persegi  yang telah jatuh ke sungai, maupun masih berada di lereng gumuk tersebut. Sebuah batuan bertakik tampak tergeletak di sungai. Dan satu lagi masih berada di lereng gumuk, tampak sebagian., dan batu bata berukuran besar terlihat cukup banyak di sela sela rekahan tanah.
Inilah yang disebut “ngreco”. Di gumuk inilah dulu terdapat sebuah arca, yang dalam wawancar terpisah dengan seorang yang lebih tua, arca tersebut mereka sebut sebagai “sona” (nandi, dugaan penulis adalah patung singa) yang menghadap ke timur, dan dua buah patung gupolo (dwarapala) yang saling berhadapan, utara dan selatan. Semua arca itu kini telah raib entah kemana. Sayang sekali, penulis lupa menanyakan ukuran masing masing arca tersebut.
Menilik dari besarnya batu bata yang jumlahnya cukup banyak, hal ini mirip sekali dengan apa yang ditemukan di situs Kamal dan Candi Sambiroto. Ukurannya pun relatif hampir sama, 25 x 35 x 10 cm. Dapat dipastikan bahwa di lokasi tersebut pernah berdiri sebuah bangunan candi. Sayang sekali, menurut keterangan dari Beliau, belum pernah dilakukan penyelidikan oleh pihak terkait untuk mengetahui lebih jelas tentang candi ini. Dan karena sampai saat ini lokasi itu hanya disebut sebagai “ngreco”, maka mulai saat ini penulis memberinya nama Candi Ngreco.

Semoga pihak berwenang berkenan untuk melakukan “sesuatu”.
























Cek lagi






No comments:

Post a Comment