tak kusangkah...
Melacak Candi Ngreco.
Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, rupanya menyimpan banyak
peninggalan sejarah, baik pada masa Mataram Kuno, Mataram Islam, bahkan Mataram
Kolonial, seperti yang terdapat di Dusun Kleben, Desa Kaliagung.
Pada saat penulis dengan disertai seorang teman menemui
seseorang yang cukup menguasai wiayah tersebut, penulis mendapat cukup banyak
gambaran, baik dari cerita tutur dari sesepuh maupun pengalaman langsung dari yang bersangkutan.
Setelah menunggu saat lewat tengah hari, kami bertiga segera
meluncur ke lokasi yang dimaksud. Jalanan yang kami lalui lumayan baik, jalan
pintas melewati persawahan, cukup untuk berpapasan kendaraan bermotor. Tak lama
kemudian sampailah kami di sebuah sendang. (sendang akan ditulis tersendiri,
ndak kedawan....*penulis ki bebas hehehe.....)
“Ngreco ne pundi Mas?” tanya Penulis.
“Ayo Mas.....” ajak Beliau.
Dibawah bimbingan Beliau, kami melewati jalanan setapak,
melewati pekarangan rumah penduduk. Tiba di rumah paling ujung, kami berhenti,
dan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki melewati pematang sawah, menuju
sebuah sungai kecil yang hampir mengering, sementara seorang teman
mendokumentasikan perjalanan ini dengan video.
Saat melewati pematang sawah, penulis sempat ditunjukkan
sebuah batu bata yang berukuran cukup besar. Jauh lebih besar dari ukuran batu
bata jaman sekarang. Setelah sampai di bibir sungai, tampak dari atas beberapa
batu batu tersusun sebagai tangga menuju sungai. Penulis pun turun untuk
mengetahui kebenarannya. Oke, benar.
Atas petunjuk Beliau pula, disepanjang sungai kecil ini
banyak ditemukan batu bata semacam itu. Penulis segera menelusuri sungai, dan
setelah berjalan kurang lebih 20 meter, penulis mendapati hal yang sama. Lokasi
kedua ini berada tepat dibawah sebuah “gumuk”, dengan beberapa batu bata tersusun
seperti lokasi pertama, namun kini penulis menemukan beberapa bebatuan persegi yang telah jatuh ke sungai, maupun masih
berada di lereng gumuk tersebut. Sebuah batuan bertakik tampak tergeletak di
sungai. Dan satu lagi masih berada di lereng gumuk, tampak sebagian., dan batu
bata berukuran besar terlihat cukup banyak di sela sela rekahan tanah.
Inilah yang disebut “ngreco”. Di gumuk inilah dulu terdapat
sebuah arca, yang dalam wawancar terpisah dengan seorang yang lebih tua, arca
tersebut mereka sebut sebagai “sona” (nandi, dugaan penulis adalah patung
singa) yang menghadap ke timur, dan dua buah patung gupolo (dwarapala) yang
saling berhadapan, utara dan selatan. Semua arca itu kini telah raib entah
kemana. Sayang sekali, penulis lupa menanyakan ukuran masing masing arca
tersebut.
Menilik dari besarnya batu bata yang jumlahnya cukup banyak,
hal ini mirip sekali dengan apa yang ditemukan di situs Kamal dan Candi
Sambiroto. Ukurannya pun relatif hampir sama, 25 x 35 x 10 cm. Dapat dipastikan
bahwa di lokasi tersebut pernah berdiri sebuah bangunan candi. Sayang sekali,
menurut keterangan dari Beliau, belum pernah dilakukan penyelidikan oleh pihak
terkait untuk mengetahui lebih jelas tentang candi ini. Dan karena sampai saat
ini lokasi itu hanya disebut sebagai “ngreco”, maka mulai saat ini penulis
memberinya nama Candi Ngreco.
Semoga pihak berwenang berkenan untuk melakukan “sesuatu”.
Cek lagi
No comments:
Post a Comment