Saturday, September 21, 2019

Petilasan HB VII Sentolo

 sangat menarik
Alkisah, sebuah pesan telah diterima. Pesan tersebut mengatakan bahwa wahyu kraton akan tiba di wilayah ini. Akan tetapi walau telah ditetapkan, perlu ikhtiar baik lahir maupun batin. Maka, seorang raja pun kemudian sering berkunjung dan melakukan tapa brata di wilayah ini. Demikian ringkas dari penuturan seorang tua yang tak sengaja kami temui.
Di sebuah pelataran yang cukup luas, tak jauh dari Sendang Beji dan Situs Candi Ngreco di Kleben, Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo, kami berhenti di pinggir jalan, tepat di pintu masuk pelataran tersebut. Perjalanan kami terhenti karena melihat dua buah batu yang berdiri di kiri kanan jalan masuk itu. Salah satu batu masih terlihat relatif utuh. Dengan tinggi sekitar 1,5meter, bagian atas batu tersebut membentuk setengah lingkaran, dan terdapat sebuah bidang persegi yang menurut penuturan warga, di bidang itulah dulu tertulis huruf jawa gundul. Sayang sekali saat kami tiba, huruf huruf itu telah terkikis jaman hingga tak terbaca sama sekali. Sedangkan satu batu lagi, tertanam cukup dalam, hanya terlihat seperempat bagian yang paling atas, tertutup oleh genteng bekas. Konon, pelataran ini milik dari seorang pejabat pada jaman dahulu kala, mungkin pada era HB VIII.
Tak jauh dari pintu gerbang batu itu, terdapat sebuah batu dengan permukaan yang cukup rata, berada di depan rumah penduduk. Konon batu itu merupakan tempat untuk bersemedi HB VIII, dalam ikhtiarnya untuk menggapai wahyu kraton tersebut. Di tempat ini pula, pada jaman itu, terdapat keanehan alam, yaitu “kelopo cawang”, atau pohon kelapa yan bercabang, serta satu pohon beringin putih.

Menurutnya, kelopo cawang itu ada 3. Bercabang 3 itu melambangkan  3 alam yang dijalani manusia. Bercabang 4 melangangkan olah rasa dari manusia, dan bercabang 5 melambangangkan panca indera kita. Adapun makna yang lebih dalam dari itu semua, perlu pemahaman lebih dalam dan interprestasi dari masing masing diri kita. Sumonggo.









No comments:

Post a Comment