Friday, February 22, 2019

CANDI BANJARAN, JEJAK KEKUNOAN YG TERPENDAM DI KLATEN

 6 buah lempeng tembaga beraksara Jawa Kuno menyebut sebuah tempat bernama Banjaran. Prasasti yg oleh Buchori disebut sebagai prasasti TINULAD ini berangka tahun 975 Saka dan sekarang disimpan di Museum Radya Pustaka ( 3 lempeng ) dan sebuah lempeng lagi di Pura Mangkunegaran Surakarta sedang sisanya tidak diketahui keberadaannya.
Terlepas dari keaslian tahun pembuatan prasasti tersebut, nama Desa Banjaran sampai sekarang masih eksis keberadaannya hingga sekarang. Terletak tidak jauh dari Situs Wonoboyo di desa ini menyimpan peninggalan sejarah klasik berupa batu2 andesit bekas bangunan candi.
Keberadaan batu2 andesit ini awalnya ditemukan warga yg melakukan aktivitas penambangan pasir secara tradisional di lahan sawah yg berada di pinggir aliran kali Woro yg berhulu di Gunung Merapi.
Entah tidak terhitung lagi berapa banyaknya batu2 candi yg sudah terbawa oleh truk2 pengangkut hasil tambang itu, sebagian lagi di bawa pulang penambang dan digunakan sebagai pondasi rumah.
Beberapa ratus meter dari lokasi bekas penambangan pasir ini, di pekarangan warga banyak ditemukan bermacam batu andesit bagian dari candi. Makara, antefix, kemuncak dan banyak komponen candi yg sebagian sudah dijadikan pagar pembatas pekarangan.
Ukuran batu andesit yg berukir ditempat ini jauh lebih besar dibanding batu2 penyusun pada Candi Merak di Karangnongko. Demikian juga sebuah fragmen arca yg masih tersisa di tempat ini ukurannya pun lebih besar dari arca yg ada di Candi Merak.
Fantastis,, begitulah kiranya dipikiran para pecinta sejarah klasik apabila melihat ukuran batu2 berelief yg ada di tempat ini. Tentulah ditempat ini dulunya pernah berdiri sebuah atau mungkin komplek candi yg megah.
Kemungkinan itu makin menguat dengan adanya sebuah lingga patok yg sudah rusak di bekas area penambangan yg diperkirakan menjadi penanda batas wilayah suci pada jaman itu. Sebuah batu andesit berukuran besar yg mungkin sisa pagar bangunan candi jg tergeletak di pinggir kali ini semakin menambah dugaan kebesaran candi ini.
Beberapa arca jg pernah ditemukan namun semuanya telah terjual, hal yg sudah bukan baru lagi di wilayah Klaten yg sempat marak oleh aktivitas jual beli benda2 cagar budaya beberapa tahun yg lalu.
Seandainya masyarakat dari dulu itu mengetahui bagaimana susahnya nenek moyang kita membangun sebuah candi tentu mereka akan menghargai temuan itu dan merawatnya agar bisa disaksikan oleh anak cucunya nanti.
Kalau sudah seperti ini bagaimana bisa generasi yg akan datang akan mengetahui kehebatan leluhurnya yg jauh lebih hebat daripada bangsa penjajah itu.
Candi Banjaran,, terangkat kemudian terlupakan...


 Kontributor : Samingun




titip poto

titip poto juga

No comments:

Post a Comment