Wednesday, April 3, 2019

Jejak Diponegoro, Sendang Bobor

 Di Desa Sumber Arum, Kecamatan Moyudan, Sleman, banyak dikenal cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan Pangeran Diponegoro, diantaranya cerita Putri Cinde Wilis, cerita ini menggambarkan kepahlawanan prajurit wanita pasukan Pangeran Diponegoro yaitu Nyi Ageng Serang, cerita ini berpengaruh dalam menjiwai permainan jathilan. Permainan Jathilan dipengaruhi adanya sendang yang berada di desa Sumberan yang dianggap keramat sendang itu disebut Si Bobor, Sendang Gege, Sendang Boho, dan Sendang Doya.

Upacara Ngombekake Jaran Kepang menurut cerita sudah ada sejak Laskar Pangeran Diponegoro beristirahat di desa Sumberarum. Orang yang pertama kali mengadakan upacara tersebut adalah Demang Capawisa. Upacara ini pada intinya dilatarbelakangi adanya cerita kepahlawanan dan kesaktian Pangeran Diponegoro dan laskarnya yang menggambarkan adanya kekuatan supranatural. Warga masyarakat menyakini dengan melakukan upacara tersebut (bagi pemain jaran kepang) akan juga mewarisi keampuhan Pangeran Diponegoro dan laskarnya. Nama Sendang Si Bobor adalah pemberian dari Pengeran Diponegoro dan di dekat sendang itu ada Masjid yang dulu pernah dipakai untuk sembahyang Pangeran Diponegoro.

Prosesi upacara Ngombekake Jaran kepang pelaksanaan tidak tentu, tergantung kelompok Jaran Kepang yang menginginkan upacara. Waktu pelaksanaan Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, pada siang hari. Sebelumnya, kelompok yang akan melaksanakan ritual tersebut harus meminta izin terlebih dahulu kepada Juru Kunci setempat untuk menentukan waktu. Bila sudah ada kesepakatan, kelompok Jathilan tersebut datang ke lokasi dengan pakaian lengkap dan berjalan kaki dengan membawa rangkaian sesaji upacara, sebagai berikut: bunga tujuh macam, kanthil, kenanga, mawar, melati dan jenis bunga lainnya dan kemenyan. Untuk rangkaian sesaji ini dipandu oleh pembaca doa yaitu juru kunci.

Setelah semua pemain siap dan telah didoakan oleh juru kunci semua pemain menari atau njathil sampai ada yang trance (ndadi). Pada saat trance, pemain jathilan masuk ke sendang bersama dengan pawangnya untuk disadarkan. Para pemain jathilan percaya setelah melaksanakan upacara Ngombekake Jaran Kepang akan mendapatkan tuah kekebalan, kekuatan dan keberanian saat ndadi.
Bagi pawang-pawang jathilan yang minta tuah kekebalan dikemudikan secara khusus oleh juru kunci. Pada saat pelaksanaan upacara ini mampu menyedot warga daerah setempat dan luar desa untuk ikut memeriahkan dan menyaksikan yang menjadi suguhan atraksi kesenian bagi pariwisata budaya dan ritua

Sumber : Sendang Bobor











2 comments:

  1. Sumber lain menyebutkan masjid Djami" Diponegoro didirikan tahun 1956, sementara perang Diponegoro terjadi 1825 - 1830 oleh karenanya jika kisah tersebut sebagai bagian dari sejarah perlu sumber yang lebih valid lagi.

    ReplyDelete
  2. mungkin 1956 adalah pembangunan ulang atau nunggak semi

    ReplyDelete