Tragis dan ironis. Sebuah peristiwa yang seharusnya tidak
perlu terjadi, apabila kita sebagai umat manusia, dan sebagai apappun predikat
dan jabatan yang kita emban di dunia ini, dilaksanakan seperti mestinya. Aprianti Susanti, seorang wanita berusia
29 tahun, Deny Mulyana (30), Adistria Putri Grani (26), dan Arisendi (34), adalah
nama nama yang menjadi tersangka atas peristiwa itu, dengan tuntutan yang
berbeda beda, sesuai dengan jenis keselahan yang mereka lakukan.
Melihat dari usia mereka, sudah
tak pantas bila kiranya mereka masih bergaya hidup hura hura dan bertindak di
luar batas. Apabila mereka beralibi bahwa sedang ada masalah, bukankah kita
semua juga punya masalah? Dan bila alibinya adalah pesta hura hura, bukankah
kita semua pernah juga melakukan pesta hura hura?
Mungkin kita harus berpikir
lagi tentang apa yang terjadi dan mungkin apa yang akan terjadi, bila keadaan
seperti ini kita biarkan.
Sosok Aprianti Susanti,
bagaimanapun dia adalah juga anak dari sesorang, dan mungkin adalah saudara,
kakak, atau adik, tante, cucu dan seterusnya. Apabila dikatakan bahwa pendidikan
sebenarnya adalah dari lingkungan rumah, maka perlu kita lihat lagi sejauh mana
“pelajaran” yang dia dapat. Dan bila dia bersekolah, tentunya kita harus tengok
juga kurikulum yang telah kita pakai selama ini, benarkah efektif untuk
mendidik dan menciptakan manusia yang seutuhnya?
Aprianti Susanti, dalam
beberapa liputan, dia mengenakan kerudung. Berarti setidak tidaknya, dia
menyimpan kerudung di mobilnya, dan mengenakannya pada saat saat tertentu. Bias
disimpulkan adalah dia setidaknya, orang yang beragama. Namun agama pada saat
sekarang, mulai terkikis oleh hingar bingar dunia. Bahkan para kyai dan ustad,
diakui maupun tidak, telah mulai “sedikit” bergeser, tidak melulu hanya dakwah dan menyampaikan ayat.
Para tersangka, yang berjumlah
4 orang, telah terbukti bahwa mereka mabuk dan mengkonsumsi narkoba. Pertanyaannya
adalah, dari mana mereka memeperoleh barang haram itu? Diakui maupun tidak, di
kota metropolitan, rasanya tak begitu sulit untuk memperolah barang itu. Barang
yang seharusnya tak boleh dikonsumsi, kecuali oleh orang orang tang telah
ditunjuk oleh team medis yang di akui Negara, dan itupun dalam pengawasan yang
sangat ketat.
Berarti, kita boleh berpikir
bahwa, telah terjadi kebocoran dimana mana, di hamper semua celah bidang
kehidupan. Memang, cukup pelik dan saling bertautan, namun hal ini seperit
harus mulai diwaspadai dengan ketat.
Saat Negara tak dapat
melindungi rakyatnya, maka rakyat harus bererak sendiri untuk melindungi diirnya.
Dan hal seperti ini tidaklah lebih baik kedepannya. Mudah mudahan semua pihak bias
berpikir dan bertindak jernih, untuk sesama.
Turut berbelasungkawa yang
sedalam dalamnya untuk para korban, semoga amal ibadahnya di terima di sisiNYA,
dan untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kesabaran,
dan dimudahakan dalam segala urusan, serta masuk ke dalam golongan orang orang
yang beruntung. Amin.
No comments:
Post a Comment