Monday, January 23, 2012

Tabarakan Maut di Tugu Tani (saatnya berpikir)


Tragis dan ironis. Sebuah peristiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi, apabila kita sebagai umat manusia, dan sebagai apappun predikat dan jabatan yang kita emban di dunia ini, dilaksanakan seperti mestinya. Aprianti Susanti, seorang wanita berusia 29 tahun, Deny Mulyana (30), Adistria Putri Grani (26), dan Arisendi (34), adalah nama nama yang menjadi tersangka atas peristiwa itu, dengan tuntutan yang berbeda beda, sesuai dengan jenis keselahan yang mereka lakukan.

Melihat dari usia mereka, sudah tak pantas bila kiranya mereka masih bergaya hidup hura hura dan bertindak di luar batas. Apabila mereka beralibi bahwa sedang ada masalah, bukankah kita semua juga punya masalah? Dan bila alibinya adalah pesta hura hura, bukankah kita semua pernah juga melakukan pesta hura hura?
Mungkin kita harus berpikir lagi tentang apa yang terjadi dan mungkin apa yang akan terjadi, bila keadaan seperti ini kita biarkan.

Sosok Aprianti Susanti, bagaimanapun dia adalah juga anak dari sesorang, dan mungkin adalah saudara, kakak, atau adik, tante, cucu dan seterusnya. Apabila dikatakan bahwa pendidikan sebenarnya adalah dari lingkungan rumah, maka perlu kita lihat lagi sejauh mana “pelajaran” yang dia dapat. Dan bila dia bersekolah, tentunya kita harus tengok juga kurikulum yang telah kita pakai selama ini, benarkah efektif untuk mendidik dan menciptakan manusia yang seutuhnya?

Aprianti Susanti, dalam beberapa liputan, dia mengenakan kerudung. Berarti setidak tidaknya, dia menyimpan kerudung di mobilnya, dan mengenakannya pada saat saat tertentu. Bias disimpulkan adalah dia setidaknya, orang yang beragama. Namun agama pada saat sekarang, mulai terkikis oleh hingar bingar dunia. Bahkan para kyai dan ustad, diakui maupun tidak, telah mulai “sedikit” bergeser, tidak melulu hanya dakwah  dan menyampaikan ayat.

Para tersangka, yang berjumlah 4 orang, telah terbukti bahwa mereka mabuk dan mengkonsumsi narkoba. Pertanyaannya adalah, dari mana mereka memeperoleh barang haram itu? Diakui maupun tidak, di kota metropolitan, rasanya tak begitu sulit untuk memperolah barang itu. Barang yang seharusnya tak boleh dikonsumsi, kecuali oleh orang orang tang telah ditunjuk oleh team medis yang di akui Negara, dan itupun dalam pengawasan yang sangat ketat.

Berarti, kita boleh berpikir bahwa, telah terjadi kebocoran dimana mana, di hamper semua celah bidang kehidupan. Memang, cukup pelik dan saling bertautan, namun hal ini seperit harus mulai diwaspadai dengan ketat.
Saat Negara tak dapat melindungi rakyatnya, maka rakyat harus bererak sendiri untuk melindungi diirnya. Dan hal seperti ini tidaklah lebih baik kedepannya. Mudah mudahan semua pihak bias berpikir dan bertindak jernih, untuk sesama.

Turut berbelasungkawa yang sedalam dalamnya untuk para korban, semoga amal ibadahnya di terima di sisiNYA, dan untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kesabaran, dan dimudahakan dalam segala urusan, serta masuk ke dalam golongan orang orang yang beruntung.  Amin.

No comments:

Post a Comment