Candi ini terletak bersebelahan dengan Candi Bubrah. Terletak di Komplek Candi Prambanan.
Tepatnya, diantara Candi Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Candi ini bercorak
Budha. Secara geografis, terletak di Dukuh Bener, Bugisan, Prambanan, Klaten.
Candi ini diperkirakan dibangun pada abad 9, masih satu
pariode dengan Candi Bubrah dan Candi Sewu. Dinamakan Cand Lumbung karena
dibagian dari candi ini terdapat arca yang cukup besar dengan ukiran yang
relatif masih sangat jelas terbaca, yang dipercaya sebagai arca Dewi Sri. Dewi
Kesuburuan. Dewi Padi. Mbok Sri, dalam budaya masyarakat Jawa.
Dewi Sri |
Di wilayah tertentu, termasuk desa dimana saya tinggal waktu
kecil, setiap panen padi, sekecil apapun sawah yang dimiliki, pasti mengadakan
tradisi “wiwit”, yaitu semacam memanjatkan puji syukur pada Gusti Allah, di
lokasih sawah itu juga, dengan cara
memberi berbagai macam makanan hasil bumi untuk Mbok Dewi Sri ini, yang
setelah usai ritual “wiwit”, makanan makanan tersebut dibagi bagikan pada orang
orang yang berada di sawah sekitarnya.
Peristiwa seperti ini sangat dinanti-nantikan oleh anak anak
kecil seperti saya. Dengan berbekal sedikit keahlian memetik daun pisang di
sawah, lalu menyobeknya dengan ukuran sepantasnya sebagai “piring” untuk
menaruh makanan yang akan dibagikan.
Daun pisang itu kemudian diletakkan di pematang sawah bersama
teman teman yang juga melakukan hal yang sama. Ikut pura pura berdoa sambil
menunggu ritual selesai dan mendapat jatah “piring”nya akan diisi dengan nasi
gurih, sambel gepeng, gudangan, lembong atau talas, secuil ikan asin,
seperdelapan telus ayam rebus.
Lantas, dengan sigap segera mengambil “piring” daun pisang
itu untuk “dipincuk” (bahasa Indonesianya gak ada dipincuk itu), lalu pergi
mencari tempat yang lebih nyaman untuk makan. Selesai makan, cari lagi sawah
mana yang sedang mengadakan ritual “wiwit”. Sampai pulang kemaleman, dan bapak
simbok sudah menanti dengan sapu lidi di tangan. Hahahahaha....
No comments:
Post a Comment