Tuesday, May 22, 2018

Expedisi Kradenan, Trasan, Bringin, Srumbung Magelang



Pagi yang syahdu, tang ting tung tang ting tung..... deal! Meluncur ke Pacukan, di wilayah Turi, Sleman.  Tang ting tung tang ting tung sampe di spot.

1.      Makam Adipati Jayaningrat II dan III
Kradenan, Srumbung, Magelang tepatnya. Di sebuah komplek makam yang cukup luas. Makam tua, tapi bersih, terawat, terdapat masjid yang lumayan besar di depan komplek makam. Kami sejenak melihat lihat dari luar, mengamati suasana, dan sekedar beramah tamah dengan dua orang ibu ibu yang sedang lewat. Setelah cukup dengan wawancanda, segera masuk komplek makam.

Terdapat sebuah papan silsilah yang cukup besar, lengkap, dan mudah dibaca. Kami mengamati dengan seksama, mencari tau silsilah siapakah Adipati Jayaningrat yang hendak kami kunjungi makamnya.  Adipati Jayaningrat ternyata adalah keturunan dari Sultan Hamengkubuwono, yang dapat diartikan pula bahwa beliau adalah trah dari Kerajaan Yogyakarta, yang berkuasa di wilayah yang sekarang masuk ke dalam wilayah Srumbung. Penerusnya, yaitu Adipati Jayaningrat II, berkuasa di Remame, yang sekarang menjadi sebuah wilayah kecil di Srumbung.

Yang menarik dari makam ini, selain makam kedua tokoh dan beberapa keturunan, terdapat prasasti berhuruf arab di batu nisan, serta di kayu nisan. Selain itu, terdapat 2 buah yoni berukuran sedang di komplek makam itu.














2.      Cobek Raksasa
Di Dusun Trasan tepatnya, di depan rumah warga, terdapat batu besar seperti cobek. Bundar dengan cekungan di tengahnya. Batu ini berukuran cukup besar, hingga disebutnya Cobek Raksasa. Belum diketahui secara pasti sejarahnya, apa dan bagaimana tentang batu ini.





3.      Lumpang Lesung
Di sekitaran Dusun Beringin Kulon, terdapat lumpang dan lesung di hampir setiap pekarangan, dengan berbagai ukuran. Dari yang kecil, sedang, hingga yang cukup besar. Semuanya berpasang pasangan. Dimana ada lumpang, didekat situ terdapat pula lesungnya. Sebuah alat batu untuk menumbuk padi dan hasil pertanian lainnya.








4.      Yoni Penjaga Rumah dan Sungai
Di Dususn Beringin Wetan, setelah kami berputar putar di Beringin Kulon menemukan beberapa lumpang lesung, secara tak sengaja kami mendapat keterangan tentang batuan candi, saat kami berusaha menemui Pamong Budoyo desa tersebut. Untuk menghemat pembicaraan dan mengetahui seperti apa yang kami maksud, seorang bapak bapak yang kami temui tak sengaja itu menggambarkannya di atas tanah.  Beliau tidak tahu benda apakah itu, yang dia tahu adalah batu jaman dulu kala.

Kami kemudian mengikutinya, dan ditunjukkannya tempatnya. Sebuah yoni  tertelungkup di belakang rumah, tempat yang tak pernah dijamah. Setelah cukup kami mengamati dan mengambil dokumentasi serta bertanya tentang yoni tersebut, kami dibawa ke sebuah tempat di luas desa tersebut.

Melewati kebun bambu yang cukup lebat, menelusuri pematang sawah, dan sampailah di tempat air terjun kecil di tengah sawah itu. Ditunjukkannya di bagian bawah dari air terjun tersebut. Nampak sebuah batu persegi yang digunakan untuk menyagga bebetauan untuk membuat talud tersebut. Tidak begitu jelas karena hanya terlihat sebagian. Dugaan kami adalah yoni juga.

Konon, kedua yoni tersebut ditemukan saat seseorang “menayuh” dari sebuah tempat di makam tua dekat dengan kebun bambu tersebut. Entahlah.....

Team Xpdc Duo Wagu bersama relawan lokal
Masih ada yang tersisa...sebuah arca misterius di dalam rumah tua..... entah kapan bisa terungkap.
#wisatasejarah #antrojalan2, 081215503911.

No comments:

Post a Comment