Di Dusun Pare
IV, Sidorejo, Godean, Sleman, terdapat
makam yang dipercaya sebagai makam dari Raden Mas Djoko Pekik.
RM Djoko Pekik menurut penduduk setempat berasal
dari Majapahit. Sejarahnya, dia melarikan diri dari Majapahit ketika di
kerajaan itu terjadi huru-hara. Tokoh ini merupakan salah satu keturunan Prabu
Brawijaya. Ia melarikan diri dari Majaphit bersama adiknya yang bernama Raden
Ayu Talakbronto. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa RA Talakbronto adalah
istrinya.
Pelarian keduanya sampai ke puncak bukit di wilayah
Godean yang dinamakan bukit atau Gunung Berjo. Ketika sampai di puncak bukit
itulah RA Talakbronto menderita kehausan. Ia meminta kepada RM Djoko Pekik untuk
mencarikan air minum. Dari atas bukit itulah RM Djoko Pekik melihat ada sumber
air di bawah bukit agak jauh. RM Djoko Pekik pun segera turun dari bukit untuk
mengambil air yang dilihatnya dari ketinggian itu. Sedangkan di atas puncak
bukit itu RA Talakbronto hanya seorang diri. Selama ditinggalkan oleh RM Djoko
Pekik rasa haus Talakbronto kian menyiksa hingga akhirnya ia meninggal dunia. Sementara
itu RM Djoko Pekik pun menderita kehausan yang luar biasa. Begitu sampai di
lokasi sumber air ia segera meminum air sepuas-puasnya. Oleh karena ia meminum
air di luar batas, ia pun meninggal di lokasi kejadian.
Makam RM Djoko Pekik dulu hanya ditandai dengan
nisan sederhana. Letaknya berada di bawah pohon jangkang atau kepuh yang tumbuh
besar. Makam ini pada tahun 1974 direnovasi, termasuk diberi pagar tembok
keliling sebagai pengaman. Selain nisan dari RM Djoko Pekik tidak ada nisan
lain di lokasi makam tersebut.
Makam ini sendirian di pinggir jalan menuju kampung.
Cukup terawat dan bersih.
No comments:
Post a Comment