Sebuah candi kecil, yang terletak
di dalam perkampungan warga, sama sekali tak terkenal. Hal ini akrena letaknya
yang cukup jauh dari pusat kota, di dalam kampung pula, dan tak pernah
terkspose sama sekali, sehingga seolah menjadi sebuah candi yang tak berarti.
Candi yang terleak di desa
Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten ini, memang terletak di
pinggiran, yaitu di sisi sebelah barat laut dari wilayah Kabupaten Klaten, yang
berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sleman.
Menurut sejarah yang tertera di
bagian halaman candi, candi ini dibuat pada jaman Mataram Kuno. Pada masa
Wangsa Sanjaya yang beragama Budha Mahayana, dan Wangsa Syailendra yang
beragama Hindu Syiwa.
Di sekitar candi Merak, tak jauh
dari lokasi itu, terdapat pula candi candi yang lain, seperti Candi
Karangnongko, dan situs situs lainnya yang tak bernama.
Konon ceritanya, terjadinya candi
merak dan candi candi kecil lainnya itu adalah karena ulah para pembantu dari
Roro Jonggrang, yang berusaha menggagalkan usaha dari anak buah Bandung Bondowoso
dalam memenuhi syarat permintaan untuk membuat seribu candi dalam satu malam
saja.
Dan setiap kali usaha membuat
candi itu dimulai, setiap kali pula di gagalkan, maka kemudian banyak bagian
bagian candi yang masih tercecer di sekitar Candi Merak. Hal itu dikuatkan oleh
kesaksian para penduduk bahwa mereka seringkali menemukan bagian bagian candi
yang tercecdera di beberapa daerah yang tak berjauhan dengan Candi Merak.
Setelah pemugaran pada tahun 2010
lalu, candi yang semual tak begitu sempurna itu, telah mulai kelihatan
bentuknya, dan memang untuk ukuran candi kecil di tengan pemukiman warga, candi
tersebut cukup menarik (merak ati).
Adapaun tentang nama Candi Merak,
konon bahwa ditempat ditemukannya candi tersebut, cukup banyak burung merak
yang bersarang, sehingga untuk memudahkan dan untuk member tanda, kemudian
diberi nama Candi Merak.
Sumonggo katuran lenggah
pinarak……
No comments:
Post a Comment