Thursday, March 8, 2012

TUK SIBEDUG, PENINGGALAN SUNAN KALIJAGA


Wali sanga (Sembilan wali) dari jaman kerajaan Demak, memang sangat terkenal dalam kiprahnya baik dalam penyebaran agama islam maupun dalam melestarikan dan menciptakan kebudayaan jawa. Salah satu wali yang sangat terkenal adalah Sunan Kalijaga. Begitu terkenal, karena memang dari sejarah sebelum menjadi wali, beliau adalah berbeda sendiri dengan wali wali yang lain. Demikian juga dengan strategi penyebaran agama islam yang dilakukan. Sangat berbeda. Maka, wajarlah bila beliau merupakan wali yang paling termasyur dan paling memasyarakat di hampir seluruh wilayah tanah Jawa.

Sunan Kalijaga, adalah putra dari Adipati Tuban, yang pada masa mudanya begitu nakal dan ugal ugalan, suka mencuri harta dari gudang harta ayahandanya, namun kemudian dia berikan harta itu kepada orang orang miskin yang ada di wilayah kekuasaan ayahandanya. Semasa muda, sebelum manjadi sunan, beliau bernama Raden Said. Dan masih mempunyai nama nam lain pula seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.

Sampai suatu saat, waktu beliau sedang berada di hutan untuk merampok, bertemulah beliau  dengan seorang tua, berjalan sendirian dengan membawa tongkat yang terbuat dari emas. Dan tongkat itupun dirampoknya, untuk diberikan kepada orang orang miskin. Orang tua itu mencegahnya, dan mengatakan bahwa apa yang dilaklukan oleh Raden Said itu keliru. Bila ingin mengambil emas, ambillah buah aren yang menggantung di pohon itu, dan dengan serta merta, buah aren yang ditunjuk oleh orang tua itu, berubah menjadi butir butir emas sebesar  buah aren.

Tahulah kiranya bahwa kali ini Raden Said bertemu dengan orang yang berilmu sangat tinggi. Maka beliau ingin belajar dan menjadi muridnya. Gayung tersambut. Raden Said menjadi murid orang tua itu, dan untuk menguji ketetapan hatinya, disuruhnya Raden Said untuk menunggu tongkatnya yang dia tancapkan di pinggir kali, dengan pesan bahwa dia tak boleh meninggalkan tongkat itu sebelum orang tua itu kembali. Dan benar, dalam waktu bertahun tahun, Raden Said menunggu tongkat itu, tanpa bergeming dari sikap semedinya tepat di depan tongkat itu tertancap. Bahkan ikat kepalanya, telah dijadikan sarang oleh seekor burung, hingga burung itu bertelur dan menetas.

Setelah tiga tahun, kembalilah orang tua itu, yang bernama Sunan Bonang dan segera membangunkan Raden Said dari posisi semedinya.  Dan sejak itu, karena kegigihannya, Raden Said diberi nama Kalijaga (penunggu kali), dan kemudian belajarlah dia tentang agama Islam dan kemudian menyebarkannya ke seluruh wilayah, dan bergelar Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga adalah sunan yang paling arif, dimana dalam penyebaran agama Islam, beliau melakukannya dengan kebudayaan, sesuai dengan apa yang diyakini masyarakat, dengan sedikit demi sedikit memasukkan unsur unsur  ajaran agama IsLam, seperti wayang, gending gending jawa dan lagu lagu anak.

Dalam setiap perjalanannya, sangat banyak tempat yang di kunjunginya, dan kemudian menjadikan tempat tersebut tempat yang mempunyai daya magis ataupun suatu kekuatan di luar kemampuan kita sebagai manusia. Seperti Tuk Si Bedug yang berada di Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Konon, sewaktu Suanan Kalijaga berada di tempat tersebut, Beliau akan melakukan shalat, namun tak ada air yang dijumpainya untuk bersuci. Dan daerah tersebut cukup gersang.
Lalu ditancapkan tongkatnya di tanah, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka dengan serta merta dari tanah tempat tongkat itu ditancapkan, keluarlah air jernih yang cukup besar, cukup untuk bersuci para pengikutnya.

Hingga sekarang, Tuk Sibedug itu, masih terjaga, dismaping untuk pemandian warag sekitar juga dapat mengairi sawah yang ada. Tuk Sibedug ini tak pernah kering walau kemarau sangta panjang, dan kemudian dijadikan tempat keramat, yang setiap tahun diadakan acara upacara adat, untuk melesatrikan kebudaayan, dan untuk mengingat jasa Suna Kalijaga. Menurut beberapa orang , air dari mata air ini, dapat untuk menyembuhkan beberapa penyakit yang diderita.

Boleh percaya boleh tidak, sumonggo…..

No comments:

Post a Comment