Tugas di kota sendiri, memang menyenangkan, apalagi
ada seseorang yang menyertainya. Hujan panas tak begitu di rasa, walau stamina
menjadi agak turun juga karenanya.
Seharian puter puter kota, ingin juga rasanya pergi kea rah pinggiran kota, dimana sawah
membentang luas, pohon pohon perkebunan rakyat yang rindang, batang hulu sungai
elo yang menggelegak karena hujan yang tak kunjung henti. Serasa hilang penat,
diganti dengan sejuknya hawa pegunungan desa. Sejuk, teduh.
Tak terasa perjalanan mengarah ke sebuah candi yang megah. Sebuah
mahakarya sejarah, yang rasanya tak mungkin bias ditandingi pada masa kini, dan
mungkin entah di masa depan. Sebuah tonggak sejarah akan sebuah peradaban yang
agung, dari nenek moyang kita, yang pada masa sekarang orang memandangnya kuno,
apalagi teknologi tinggi. Rasanya tak mungkin terjadi pada kala itu. Candi
Borobudur.
Namun ketertarikan kami bukan
pada Candi Borobudur. Sekilas pikiranku mencari dan mengingat ingat, waktu
pelajaran sekolah dasar dulu, berpuluh tahun yang lalu, rasanya di sekitar
Candu Borobudur, ada pula sebuah candi yang tak begitu terkenal, disamping
Candi Mendut. Yah, Candi Pawon.
Seperti saling berjanji, kami
sepakat untuk ke Candi Pawon. Relative tidak mudah menemukan candi ini, karena
letaknya yang ada di perkampungan warga, lagi pula tak ada tanda atau penunjuk
jalan yang memudahakn wisatawan menuju candi itu. Mungkin candi ini dipandang
tak begitu menarik, atau hanya sebuah candi yang dibuat sebagai pelengkap dari
Candi Borobudur yang megah. Beberapa kali kami meminta petunjuk pada warga
sekitar, dan setelah beberapa kali bertanya, tibalah kami di Candi Pawon, walau
hari telah menjelang gelap, dengan hujan rintik yang seolah masih ingin
menyertai kami berdua.
Namun dari penduduk sekitar yang
sempat kami ajak ngobrol, ternyata Candi ini juga punya peran yang tak kalah
pentingnya dengan candi candi besar yang lain. Candi ini merupakan candi Budha,
yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk menyimpan sejanta Raja Indra
(Dewa Indera), yaitu Vajranala. Dalam bahasa sanksekerta, “vajhra” artinya
halilintar, sedangkan “anala” adalah api. Dan menurut mitos India, Dewa Indera mempunyai
senjata yang bernama Vajranala, dan senjata itulah yang di simpan di Candi
Pawon ini. Bayangkan, betapa menggelegar
bila senjata itu bias lepas dari tempat penyimpamannya. Mungkin Candi
Borobudurpun akan runtuh.
Lokasi Candi ini memang cukup
sulit untuk diketahui karena tidak begitu terkenal. Namun mungkin kita boleh berpikir tentang
pentingya candi ini pula. Disamping sebagai tempat penyimpanan senata Dewa
Indera, letak dari candi ini pun cukup spesifik bila dihubungkan dengan dua
candi di sekitarnya, yaitu Borobudur dan Mendut, dimana bila ditarik garis
lurus di antara kedua candi tersebut, Candi Pawon berada tepat di tengahnya,
pun demikian dang relief yang terukir di dinding candi, diantara ketiganya,
seolah ada kemiripan.
Perlu penelitian lebih lanjut
untuk dapat menghubungkan antara ketiga candi ini, yang masing masing berjarak
tak lebih dari 3 kilometer. Adalah sangat mungkin bahawa masing masing candi
saling bertautan, dan memepunyai keistimewaan yang saling melengkapi. Namun
dilihat dari wujudnya, Candi Pawon seolah terpinggirkan. Bahkan papan penunjuk
jalan pun, kami susah sekali menemukannya.
No comments:
Post a Comment