Keluarga Whitney Houston mengatakan, penyebab kematian
penyanyi tenar ini kemungkinan besar adalah karena kombinasi obat
antidepressivum Xanax, tablet-tablet lain dan alkohol. Demikian tertulis di
situs entertainment TMZ.
Whitney
Houston Ahad ditemukan tewas di bak mandi kamar hotelnya di Los Angeles. Ia
berada di sana untuk menghadiri acara pemberian Grammy-awards. Petugas otopsi
konon memberi tahu keluarga Whitney, tidak masuk akal kalau sang penyanyi mati
karena terbenam air. Soalnya di paru-parunya tidak banyak ditemukan air.
Sangat mungkin ia sudah meninggal sebelum kepalanya terbenam air.
TMZ
menulis pula, bukan pengawal yang menemukan Whitney tapi seorang bibinya.
Bibinya meletakan gaun yang akan dikenakan Whitney malam itu di atas ranjang
kemudian keluar kamar hotel selama setengah jam. Ketika ia masuk kamar lagi
tanpa menjumpai Whithney, si tante masuk kamar mandi. Ia segera mengeluarkan
sang penyanyi dari kamar mandi dan mencoba melakukan reanimasi. (Radio Nederland Wereldomroep Indonesia, Diterbitkan 13 Februari 2012 - 2:17pm)
Demikian sebuah
berita mengejutkan dari Radio Nederland
Wereldomroep Indonesia. Sempat beberapa waktu sebelum kejadian, beberapa media
memberitakan bahwa Sang Tokoh ini tengah mengalami kesulitan keuangan
(bangkrut), hingga album yang belum beredar di pasaran pun, telah diminta
royaltinya, untuk memenuhi kebutuhan perilakunya sebagai seorang bintang.
Ada beberapa
hal yang menarik. Yang sangat menarik perhatian adalah ditemukannya fakta bahwa
Sang Tokoh mengkonsumsi obat jenis antidepressivum, yaitu Xanax. Golongan obat keras dan sangat
terbatas di negara kita Indonesia Raya. Obat ini adalah termasuk golongan
psikotropika, yang berguna untuk meredam depressi bagi tubuh, memberikan efek
tenang bagi organ organ di dalamnya. Penggunaannya pun harus sangat hati hati,
harus dibawah pengawasan dokter.
Namun hal seperti itu, nampaknya tak berlaku bagi para bintang
selebritis, dimana mereka mempunyai segalanya, dan sanggup membeli apa saja. Pertanyaannya
adalah, dari mana dia dapatkan obat semacam itu? Apabila dari dokter pribadinya,
apakah mungkin seorang dokter akan dengan mudah memberikan obat semacam itu
pada seseorang, walaupun dia adalah pasien di bawah pengawasannya? Apabila iya,
apakah motif dibaliknya? Sekilas teringat akan kasus kematian Michael Jackson. Garis
besar yang sama adalah terjadinya overdosis obat tertentu.
Kemungkinan yang
lain adalah,apabila obat semacam itu dia peroleh bukan dari dokternya, dari
manakah? Pasar gelapkah? Pengedarkah? Kita tentu maklum dengan dunia dunia selebritas
seperti itu. Hal demikian pun, mungkin
juga terjadi di negara kita, Indonesia Raya. Namun permakluman seperti ini,
bila terjadi pembiaran, akan terjadi permakluman permakluman lainnya, yang
ujung ujungnya adalah generasi penerus yang menjadi korban, dan dalam skala
besar, sebuah negara akan hancur karenanya.
Tak ada dalam
sejarah dunia manapun, sebuah negara akan menjadi besar karena narkoba. Di
negara kita, rasanya kita tak perlu heran. Barang barang haram seperti golongan
diatas dan sejenisnya, tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, seperti yang
pernah di tayangkan di Jakarta Lawyer Club belum lama ini.
Bahkan dalam
acara tersebut, diungkapkan bahwa memang peredaran barang barang seperti itu,
ada sebuah kekuatan yang mengaturnya, bahkan dari aparat sendiri pun,
sebenarnya mereka mengetahui. Pertanyaan selanjutnya adalah, apabila aparat
telah mengetahui, mengapa belum ada tindakan yang cukup berarti untuk
memberangus aktivitas itu.apakah harus menunggu korban,atau adanya aduan /
laporan dari masyarkat?
Hal seperti ini
BUKAN DELIK ADUAN.
No comments:
Post a Comment